Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Versi Terbaru Virus Corona, Lebih Cepat Menyebar tapi Tidak Lebih Mematikan

Turunan baru virus itu dengan cepat menginfeksi lebih banyak orang daripada jenis sebelumnya yang menyebar ke luar kota Wuhan.

Thibault Savary / AFP via Wartakotalive
Para peneliti berusaha menemukan vaksin untuk melawan Virus Corona baru Covid-19 di lab penelitian Universitas Kopenhagen di Copenhagen, Denmark, pada 23 Maret 2020. Di universitas Kopenhagen, sebuah tim yang terdiri dari sekitar 10 peneliti bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan vaksin melawan Covid -19. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Para ilmuwan dunia harus berlomba-lomba untuk menemukan formula yang tepat untuk mengalahkan virus corona.

Pasalnya, sebuah studi baru yang dilakukan pemerintah AS menemukan mutasi baru virus corona yang lebih cepat menyebar di seluruh dunia dibandingkan jenis virus sebelumnya.

Mengutip warta Voice of America, Rabu (06/05/2020), disebutkan, studi yang dipimpin para ilmuwan di Los Alamos National Laboratory menyatakan mutasi baru itu, dari virus corona yang asli, terdeteksi tiga bulan lalu di Eropa.

Mutasi virus itu beredar dengan cepat ke sejumlah negara bagian di pantai timur AS yang kemudian menjadi jenis paling dominan di dunia sejak pertengahan Maret lalu.

Para ilmuwan yang menulis laporan tersebut mengatakan temuan itu telah mendorong "kebutuhan mendesak adanya peringatan dini" bagi para pengembang vaksin dan obat-obatan untuk membuat solusi yang bisa efektif melawan virus jenis baru itu.

Turunan baru virus itu dengan cepat menginfeksi lebih banyak orang daripada jenis sebelumnya yang menyebar ke luar kota Wuhan, Tiongkok, kata laporan itu.

WHO Sebut Amerika Tidak Punya Bukti Virus Corona dari Laboratorium Wuhan: Ini Masih Spekulatif

Dalam beberapa minggu, turunan itu menjadi satu-satunya jenis mutasi di negara yang terkena virus corona tersebut.

Studi itu menemukan turunan virus baru itu lebih menular, walaupun belum jelas penyebabnya.

Versi baru virus itu tampaknya tidak lebih mematikan daripada yang asli, meskipun orang yang terkena virus yang bermutasi itu tampaknya memiliki partikel virus per milliliter yang lebih tinggi.

Studi itu juga memperingatkan jika pandemi tidak berkurang ketika cuaca semakin hangat, virus tersebut terus bermutasi sehingga pengembangan vaksin juga harus terus disesuaikan serta perawatan medis lainnya.

Para penulis penelitian itu menyatakan efektivitas sejumlah perawatan medis baru akan terhambat jika komunitas ilmiah global tidak melihat dari risiko yang ditimbulkan oleh jenis turunan baru virus tersebut. (*)

Angkat Kisah Orang Israel, Drama Serial Ramadan di Arab Picu Perdebatan

Imbas Virus Corona, Diperkirakan Akan Ada 7 Juta Kehamilan Tak Terduga, Dr Kanen Ungkap Fakta Baru

Filantropi di Tengah Pandemi: Sekadar Amal atau Bagus Bisnis

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved