Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona

Di Tengah Pandemi Virus Corona, Pasangan Rusia Ini Bertahan Hidup di Indonesia dengan Bermain Musik

Sang kepala rumah tangga, Mikhail bercerita mereka sempat ke di Malayasia sebelum memutuskan terbang ke Indonesia.

Editor: Rizali Posumah
Kompas.com/FITRI R
Mikhail atau Bandorak, bersama istri dan anaknya kembali ke Kantor Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, sambil menunggu jadwal keberangkatan ke Bali dan langsung dideportasi ke Rusia. 

Mereka kemudian memainkan lagu Pemban Selaparang dan Lagu Tegining Teganang. Mereka juga memainkan lagu cinta dari Rusia.

Saat sang suami memainkan alat musik, Ekaterina lansung menari bersama balitanya.

Ekaterina ternyata adalah seorang perupa, dia membawa ratusan repro lukisannya di Rusia yang mengunakan kanvas dan acrilic.

Termasuk puluhan lukisannya kecilnya di kertas.

"Saya merasa di rumah, ini menyenangkan sekali," kata Ekaterina.

"Kami sangat suka keterbukaan orang Asia, karena di Rusia tertutup. Di sini komunitas dan orang-orang sangat baik, mereka tinggal bersama keluarga, anak-anak bermain bersama dan saling mencintai."

"Di tengah matahari dan makanan yang sehat. Orang Asia sangat mudah tersenyum, kami ingin sekali kembali lagi melakukan perjalanan ke Asia jika nanti kami meninggalkan tempat ini," kata dia dengan tersenyum.

Sementara itu Mikhail bercerita jika pulang ke Rusia, mereka tidak tahu akan bekerja apa karena negaranya masih krisis.

"Jika kami kembali ke Rusia, tidak tahu mau melakukan apa, karena di Rusia masih krisis dan kami tidak punya pekerjaan. Saya akan mencari pekerjaan untuk makan keluarga saya."

"Satu bulan saya akan tinggal di rumah keluarga istri saya, tapi akan melakukan apa, saya tidak tahu karena di Rusia sekarang kita mau keluar dari rumah harus ada izin karena corona ini, " ujar Mikhail.

Pria 29 tahun itu bercerita tak mudah melakukan perjalanan bersama anak balitanya.

Di Malayasia, ia sempat bermasalah dengan kepolisian karena dianggak melakukan kekerasan terhadap anak balitanya.

"Saya melatih anak saya dan mengangkatnya, itu tradisi kami di Rusia. Saya menyadari kesalahan saya adalah menunjukkan cara itu di depan umum."

"Dan itu dibesar-besarkan oleh media tanpa bertanya kepada saya. Anak saya sehat tak ada masalah dengannya," kata Mikhail.

Berita itu muncul setelah sejumlah media mengutif AFP tentang WNA Rusia yang menganiaya anaknya di Malayasia.

Menurut Mikhail, saat itu tidak ada media yang bertanya langsung kepada dirinya.

"Saya sangat suka ada pertanyaan pada saya, itu akan memberikan penjelasan bagaimana kami yang sebenarnya," kata Mikhail.

Sementara itu dari penelusuran Kompas.com, Mikhail memiliki akun Facebook dengan nama Rodayan Bondaruk.

Di media sosialnya, terlihat video pria tersbeut bermain musik akordeon di jalanan di sejumlah negara seperti Korea, Vietnam, dan negara lainnya sejak 2018 hingga 2020.

Penampilan Mikhail tak jauh beda dengan kondisinya saat diamankan di Lombok yakni dengan pakaian sederhana dan bersama dengan sang istri, mereka sama-sama tidak menggunakan alasa lali.

Mereka juga terlihat menggunakan sepeda motor yang dibeli saat singgah ke negara yang dikunjungi.(Kompas.com/Penulis: Fitri Rachmawati)

Dampak Virus Corona, 800 Ribu Bunga Tulip dan 2,5 Ton Sayuran di Jepang DIbuang Sia-sia

Tempat Wisata Dijadikan Tempat Karantina Bagi Pemudik Yang Pulang Kampung, Disediakan Tenda

UNIK, Tak Tersentuh Corona, Warga Iwate Jepang Berikan Semangat ke Tenaga Medis Melalui Umbul-umbul

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dari Rusia, Bertahan Hidup dengan Bermain Musik di Indonesia di Tengah Pandemi Corona".

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved