Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Jubir Virus Corona Sebut Makassar Berpotensi Jadi Episentrum Baru, Kenali 6 Gejala Covid-19 Terbaru

Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, berpotensi menjadi episentrum atau pusat baru penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Editor: Alexander Pattyranie
via Tribun Mataram.com
Gejala Baru Virus Corona kembali Ditemukan, Lesi Keunguan di Kaki.1 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MAKASSAR - Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, berpotensi menjadi

episentrum atau pusat baru penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Semarang dan Surabaya juga disebut memiliki potensi jadi episentrum baru selain Makassar.

Hal tersebut dipaparkan langsung Juru Bicara Penanganan Covid-19 di Indonesia, Achmad Yurianto, Jumat (01/05/2020) kemarin.

Saat ini, Jakarta menjadi episentrum kasus Covid-19 di Indonesia dengan jumlah kasus sudah mencapai 4,317

pasien positif Corona.

Jubir Achmad Yurianto menjelaskan alasan sebagai episentrum baru virus karena kasus di ketiga

daerah itu tergolong besar.

Karena itu, warga Makassar harus benar-benar patuh pada aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau

PSBB yang sedang diberlakukan.

Ini data sebaran kasus korona yang kami himpun dari laman resmi pantauan covid-19.

Di Surabaya ada 438 total kasus positif.

Di semarang catatan situs siaga corona semarang kota, terdapat 118 kasus positif.

Sementara di kota makassar, terjadi 367 kasus positif Covid-19.

Dari ketiga kota yang disebut bisa menjadi episentrum baru corona di Indonesia, Surabaya dan Makassar 

sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar.

Selain itu, Berdasarkan data yang dihimpun hingga pukul 12.00, kasus positif bertambah 433 kasus dari

hari Kamis  (30/04/2020), sehingga total menjadi 10.551 terkonfirmasi kasus positif corona.

Dari data tersebut, proporsi laki-laki 58 persen sementara perempuan 42 persen.

Dari jumlah positif corona tersebut, ada penambahan 69 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga

jumlah pasien yang dinyatakan sembuh adalah 1.591.

Sementara itu, jumlah kasus meninggal dunia juga masih bertambah.

Hari ini ada penambahan 8 pasien meninggal dunia, sehingga jika ditotal jumlah meninggal dunia akibat 

virus corona adalah 800 jiwa.

Yuri juga tekankan untuk tidak mudik agar tidak menularkan ke orang lain yang belum terdampak.

Apalagi orang yang telah lanjut usia serta Kelompok terbanyak berada di sekitar 30-59 tahun atau kelompok

produktif dengan mobilitas yang tinggi.

Yuri juga ingatkan untuk tetap menjaga kebersihan kita dan saling membantu bagi masyarakat yang

mengalami gejala-gejala bukannya malah dijauhi.

Pemkot Lakukan Penindakan

Pemerintah Kota Makassar mulai melakukan penindakan kepada pihak yang tidak patuh dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Makassar.

Salah satu sasarannya yakni Toko Agung, yang berada di Jl Dr Sam Ratulangi, Kota Makasar.

Toko yang menjual peralatan Alat Tulis Kantor (ATK) itu, terpaksa ditutup paksa oleh Tim Gugus Covid 19 Makassar (TNI Polri, serta Satpol PP).

Jubir Gugus Covid 19 Makassar, Ismail Hajiali mengatakan tidak ada aktivitas dagang selama PSBB berlangsung.

Kecuali kata Ismail, toko toko yang masuk dalam pengecualian, seperti toko yang menjual kebutuhan makan.

"Yang boleh operasi itu yang hanya jual bahan makanan, diluar itu harus tutup," ujar Ismail, Jumat (24/7/2020).

Toko Agung sendiri menurutnya tidak masuk dalam kategori usaha yang dikecualikan.

Tak hanya itu, toko yang menjual bahan makanan juga dibatasi operasionalnya.

"Kalau dulu sampai jam 10 malam saat ini mungkin sampai jam 9 malam saja," ujarnya.

Khusus untuk restoran, atau ukm yang menjajakan makanan siap saji, itu harus melakukan sistem take away (Bawa pulang/Bungkus).

Kenali Gejala Terbaru Virus Corona

Gejala terkait penyakit Covid-19 diketahui semakin beragam.

Selain sesak napas, batuk dan demam, Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga menemukan adanya 6 gejala baru terkait virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

Yakni panas dingin, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kehilangan rasa atau bau.

Selain gejala di atas, seorang dokter spesialis kulit di Boston, Massachusetts, dr Dennis Porto menemukan gejala fisik dari orang yang terinfeksi virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2.

Adapun pendapatnya itu diungkapkan melalui akun Twitter Dennis Porto, MD, MPH, @pourteaux pada Kamis (30/4/2020).

"Saya mendiagnosis seorang pasien (mungkin) dengan virus corona berdasarkan pemeriksaan kulitnya hari ini. Dia memiliki 'jari kaki Covid' selama enam minggu dan dinyatakan tidak menunjukkan gejala. Dia memiliki pekerjaan melayani masyarakat. Saya telah melihat beberapa pasien seperti ini. Sulit membayangkan virus ini belum ada di mana-mana," tulis Porto dalam twitnya.

Diketahui, ciri-ciri kulit diduga pasien Covid-19 memiliki ruam kemerahan di ujung jari-jari kaki.

Dilansir dari Dermatologytimes.com, Selasa (21/4/2020), gejala baru muncul pada pasien Covid-19, virus dilaporkan dapat memengaruhi tidak hanya paru-paru, melainkan organ-organ internal lainnya, serta indera.

Dan saat ini dokter kulit sedang mengamati reaksi kulit pada pasien dengan penyakit ini.

Adapun rekasi-reaksi ini termasuk ruam pada kulit seperti pasien yang mengalami DBD, ruam seperti gatal-gatal, ruam seperti campak, dan pernio.

Reaksi-reaksi ini dikenal sebagai "jari kaki Covid-19".

Menurut sebuah artikel dari USA Today, "jari kaki Covid-19," pertama kali dicatat pada bulan Maret oleh ahli dermatologi Italia, tampaknya lebih banyak terjadi pada pasien anak-anak dan dewasa muda dan ditandai oleh lesi biru atau ungu yang muncul di jari kaki.

Tidak ada gejala khas

Menariknya, pasien dengan gejala kulit ini tampaknya tidak menunjukkan gejala khas lain yang terkait dengan virus, termasuk sesak napas, batuk dan demam, dan juga cenderung untuk menguji negatif sejak dini.

"Ini adalah manifestasi yang terjadi sejak awal penyakit ini, artinya Anda memiliki ini terlebih dahulu, kemudian Anda mengalami progres. Kadang-kadang ini mungkin petunjuk pertama Anda bahwa mereka memiliki Covid-19 ketika mereka tidak memiliki gejala lain," ujar Kepala Penyakit Menular di Schoool of Medicine University of Pennsylvania, Ebbing Lautenbach.

Lesi pada jari-jari kaki telah diamati menghilang setelah 7-10 hari pada beberapa pasien, sementara yang lain terus menunjukkan gejala virus yang lebih klasik.

Ebbing mengatakan kepada USA Today bahwa "jari kaki Covid-19" ini bisa menjadi bagian dari respons peradangan atau pembekuan darah.

Sementara itu, Kepala Perawatan Kritis untuk gawat darurat di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Susan Wilcox, MD menyampaikan, ia telah melihat lesi kulit ini pada pasien dengan kasus influenza atau pneumonia yang parah.

Oleh karena itu, tidak mengejutkan melihat gejala ini muncul pada pasien Covid-19.

“Pengobatan terbaik untuk ruam kulit ini pada titik ini adalah mengobati kondisi yang mendasari pasien dari Covid-19,” ujar Ketua Divisi Dermatologi Klinis di Mayo Clinic, Dawn Davis.

Ruam kulit diakibatkan oleh virus

Di sisi lain, dilansir dari ABC7, Kamis (30/4/2020), dokter kulit menjelaskan jika "jari kaki Covid-19", ruam kulit adalah gejala yang dikaitkan dengan infeksi kulit.

Ketua Dermatologi di MedStar Washington Hospital Center, dr Vesna Petronic-Rosic mengatakan ada keterkaitan antara ruam kulit dengan infeksi virus corona.

Ia menjelaskan, hampir hingga 20 persen dari individu yang mendapatkan infeksi akan mengembangkan beberapa jenis penyakit kulit manifestasi kulit.

"Beberapa dari mereka muncul sebelum gejala sebenarnya dari infeks virus dan beberapa terjadi setelah pasien sudah pulih dan merasa sehat," katanya lagi.

Ruam juga terjadi pada pasien yang sangat sakit dan berada di rumah sakit, namun alasan itu menjadi lebih jelas bagi publik, sebab banyak perubahan terjadi pada pasien yang tidak mengetahui bahwa ada yang sakit atau sangat ringan.

Terkait kenampakan ruam pada "jari kaki Covid-19", Vesna mengungkapkan, rupa ruam yakni terlihat seperti radang dingin pada kaki dengan sedikit, mungkin bintik-bintik merah muda, berair atau ungu. Bisa juga ada sedikit pembengkakan.

Vesna menjelaskan, pihaknya memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menghubungkan apa yang disebut jari kaki Covid-19 atau pseudo-frostbite adalah istilah lain untuk mereka.

"Kami perlu penelitian untuk benar-benar menghubungkannya dengan penyakit karena kami melihatnya pada pasien positif dan negatif dan karena tes antibodi belum tersedia untuk waktu yang lama," imbuh dia.

(*)

BERITA TERPOPULER :

 Warga Sekitar Mengaku Tidak Mengetahui Kalau Penjual Rokok yang Meninggal itu PDP atau Positif

 VIRAL Kemunculan Bintang Turaya Pertanda Wabah Covid-19 Berakhir Seperti Kata Rasulullah, Benarkah?

 5 Wanita Cantik Ini Kabur dari Kim Jong Un, Ada yang Sogok Petugas Perbatasan, Jalan di Sungai Beku

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Makassar Berpotensi Jadi Episentrum Corona Baru di Indonesia, Kenali 6 Gejala Terbaru Covid-19

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved