Update Virus Corona
222 Warga Korea Selatan Kembali Terinfeksi Corona Setelah Dinyatakan Sembuh, Para Ahli tak Yakin
Dr Roh Kyung Ho, yang bekerja di Departemen Laboratorium Kedokteran di Rumah Sakit Asuransi Kesehatan Nasional Ilsan memberikan komentarnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebanyak 222 warga Korea Selatan kembali terinfeksi virus corona setelah dinyatakan sembuh
Para ahli Korea Selatan tidak yakin mengapa bisa terjadi.
Dr Roh Kyung Ho, yang bekerja di Departemen Laboratorium Kedokteran di Rumah Sakit Asuransi Kesehatan Nasional Ilsan memberikan komentarnya.
"Kita dapat melihat ini sebagai masalah infeksi ulang atau masalah pengaktifan kembali," kata Dr Roh Kyung Ho dikutip Tribunnews dari Al Jazeera.
Lebih lanjut, Dr Roh menerangkan, perbedaan antara dua kata itu, yaitu infeksi ulang atau reaktivasi, bisa menjadi kunci perjuangan global melawan Covid-19.
Sederhananya, tambah Dr Roh, reaktivasi akan berarti bahwa seseorang dengan Covid-19 belum mampu melawan virus setelah terlihat menjadi lebih baik.
Menjadi terinfeksi ulang berarti seseorang telah pulih sepenuhnya, tetapi kemudian tertular virus lagi.
"Kemungkinan besar virus itu diaktifkan kembali atau menginfeksi ulang karena fungsi kekebalan tubuh seseorang tidak mencukupi," jelas Dr Roh.
"Dalam kasus reinfections, ada kemungkinan seseorang pulih dari virus dan kemudian melakukan kontak dengan pembawa virus asimptomatik lainnya di masyarakat," tambahnya.
Para Peneliti Tak Yakin yang Pernah Memiliki Covid-19 bisa Tertular Lagi
Sebagai catatan, hanya delapan kasus baru dari virus yang dikonfirmasi di Korea Selatan antara 22-23 April 2020.
Hanya di bawah dua bulan setelah apa yang kemudian muncul sebagai puncak wabah pada 29 Februari 2020, ketika Korea Selatan melaporkan infeksi paling banyak di dunia di luar China.
Tetapi dengan sekitar 78 persen dari mereka yang pernah dites positif sekarang dibebaskan dari karantina.
Para peneliti tetap tidak yakin tentang seberapa besar kemungkinan mereka yang pernah terkena Covid-19 untuk tertular lagi.
Para ahli di Korea Selatan tampaknya tidak berpikir kesalahan terletak pada test kit mereka.