Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Makanan yang Dibakar Dianggap Lebih Sehat dan Rendah Kalori, Faktanya Bisa Picu Kanker

Memasak daging dengan suhu tinggi di atas nyala api terbuka akan membentuk senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Editor: Isvara Savitri
arandaev
Ilustrasi Daging merah (karandaev) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KESEHATAN - Banyak orang yang mengakui daging yang dibakar di atas api rasanya lezat.

Bahkan banyak juga yang beranggapan daging yang dibakar cenderung lebih rendah kalori dan lemak dibanding digoreng.

Meski begitu, memasak dengan cara dibakar bukan tanpa risiko.

Memasak daging dengan suhu tinggi di atas nyala api terbuka akan membentuk senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Jadi benarkah masak dengan dibakar menjadi metode terbaik?

Berikut adalah pendapat dari pakar nutrisi olahraga Georgie Fear, R.D., C.S.S.D., dan Kelly Jones, R.D, C.S.S.D., untuk mengetahui apakah memanggang benar-benar baik seperti yang kita pilirkan selama ini.

Selama ini daging yang dibakar, diklaim lebih rendah lemak dan kalori dibandingkan dengan daging yang dimasak dengan cara lain.

Jadi, ini adalah pilihan memasak yang paling sehat.

Bukti menunjukkan tidak demikian
Ketika daging dimasak pada suhu tinggi, lemak dari dalam daging akan dilepaskan.

Lemak akan menetes melalui panggangan, sehingga kita tidak akan memakannya.

“Hasilnya adalah daging sedikit lebih rendah lemak atau kalori dibandingkan dengan protein yang sama yang dimasak di wajan,” kata Jones.

Tetapi sebenarnya, membakar daging tidak sesempurna itu.

Ketika daging merah, unggas, atau makanan laut dibakar di atas api terbuka, bahan kimia seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) akan terbentuk.

“HCA berkembang ketika asam amino, gula alami, dan senyawa lain dalam daging bereaksi pada suhu tinggi dan arang, sementara PAH terbentuk ketika jus daging dan lemak yang menetes jatuh ke panggangan,” jelas Jones.

“Asap yang mengepul diisi dengan PAH, dan kemudian melekat kembali ke permukaan daging. HCA dan PAH juga dianggap kemungkinan karsinogen untuk manusia, yang berarti itu berpotensi menyebabkan kanker,” lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved