Update Virus Coron Sulut
Pandemi Covid-19, Peternak Babi Keluhkan Harga Turun
Pandemi Corona Virus (Covid-19) telah membuat kekhawatiran bagi masyarakat yang mengakibatkan perputaran ekonomi jadi tidak stabil
Penulis: Andreas Ruauw | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Pandemi Corona Virus (Covid-19) telah membuat kekhawatiran bagi masyarakat yang mengakibatkan perputaran ekonomi jadi tidak stabil.
Akitbatnya dampak Covid-19 ini mengarah ke barang bahan pangan seperti daging hewan ternak, salah satunya di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Diketahui, para peternak daging babi di Kecamatan Kawangkoan keluhkan harga daging babi cenderung turun di pasaran, hal itu salah satunya diakibatkan oleh kepanikan massal.
• Peringatan Jumat Agung, Ada Umat Pakai Saraba Dijadikan Anggur Pada Perjamuan Kudus
Salah satu peternak babi Elen Kesek (54) mengatakan, sejak kabar beredarnya Virus Afrika pada babi atau lebih dikenal African Swine Fever (ASF) pada tahun 2019 silam kini datang lagi Virus Corona.
"Sejak isu ASF tahun lalu sudah cukup membuat harga daging babi menurun, kini muncul virus Corona yang memgakibatkan harga daging babi kembali menurun," tandasnya, Jumat (19/4/2020).
"Hingga saat ini harga satu ekor babi berkisar antara Rp 3,5 juta - Rp 3,6 juta per ekor," tandasnya.
• Ini Penjelasan Jubir Satgas Terkait PDP Covid-19 yang Dimakamkan di Belang
Selain itu, Jemi Rompas (51) mengaku, tahun ini stok babi sedang banyak makanya harga daging babi kian turun yang kini harganya Rp 33.000 per kg dalam satu ekor.
"Sedangkan harga pakan ternak kian mahal, contohnya jagung itu seharga Rp 5.000 per kg dan konga yang seharga Rp 3.500 per kg, jadi tidak sebanding dengan pengeluaran," katanya.
Untuk, daging potong yang sudah dijual di pasar harganya berkisar Rp 60.000 per kilogram, tergantung jenis daging, diantaranya daging has dalam, daging lapis, kaki, dan lainnya. (eas)
• Pemakaman Pasien Covid-19 di Desa Wusa, Minahasa Utara, Warga Takut Keluar Rumah