Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perayaan Paskah 2020

Sejarah Penyaliban yang Dialami Yesus, Hukuman Mati Paling Kejam & Memalukan, Jasad Dimakan Pemangsa

Penyaliban sendiri adalah metode eksekusi di mana seseorang digantung dengan lengannya dari salib atau struktur serupa hingga mati.

Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/RIZKY ADRIANSYAH
PENYALIBAN - Tiga salib berdiri di depan Paroki St Yohanes Penginjil Laikit, Minahasa Utara, Jumat (18/4/2014). Ratusan Jemaat mengikuti kegiatan ini dengan mengelilingi kampung Laikit. 

Menurut sejarawan, ke mana pun prajurit Romawi berada, mereka sering menerapkan eksekusi ini.

Tak tinggal diam, suku lokal yang berperang melawan Romawi juga membalas perlakuan para prajurit itu dengan cara yang sama.

Misalnya saja pada tahun 9 masehi, pemimpin Jerman Arminius menyalib banyak prajurit Romawi yang dikalahkan oleh Varus.

Kisah serupa kembali terjadi pada tahun 28 masehi, ketika suku Jerman menyalib para penagih pajak Romawi.

Sayangnya, hanya sedikit informasi tentang sejauh mana penyaliban dilakukan di Spanyol, Galia, Afrika Utara, dan Asia.

Selain bangsa Romawi, perkamen Qumran juga menjadi bukti adanya penyaliban bangsa Yahudi setelah abad ke-2 SM.

Perkamen tersebut menjadi bukti bahwa Hukum Yahudi pada masa itu menerima penyaliban sebagai salah satu metode eksekusi yang lebih tua dibanding hukuman rajam atau mencekik.

Di bawah pendudukan Romawi, bentuk hukuman ini menjadi hal biasa. Bahkan pada tahun 4 SM, bangsa Romawi talah menyalib 2.000 orang Yahudi.

Pada masa itu, penyaliban dipandang sebagai hukuman budak. Selain itu, hukuman ini juga sarat dengan muatan politik.

Selama abad pertama masehi, terjadi penyaliban besar-besaran yang diberikan pada kebanyakan orang Yahudi karena memberontak pada Roma.

Meski begitu, kebanyakan korban yang dihukum dengan penyaliban disebut dengan "perampok".

Prosedur penyaliban

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, di masa Persia, hukuman penyaliban dilakukan dengan menggantung korban di pohon atau tiang.

Orang Romawi masih melakukan penyaliban di pohon dan tiang dari waktu ke waktu. Baru kemudian, tiang palang digunakan seiring berkembangnya waktu.

Tiang yang umum digunakan berukuran 1,8 hingga 2,4 meter dengan berat sekitar 130 kg. Sedangkan palang yang digunakan berukuran 1,5 hingga 1,8 meter dengan berat 57 kg.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved