Perayaan Paskah 2020
Sejarah Penyaliban yang Dialami Yesus, Hukuman Mati Paling Kejam & Memalukan, Jasad Dimakan Pemangsa
Penyaliban sendiri adalah metode eksekusi di mana seseorang digantung dengan lengannya dari salib atau struktur serupa hingga mati.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan Jumat Agung pada Jumat 10 April 2020
Jumat Agung adalah peringatan penyaliban Yesus.
Selanjutnya akan merayakan Paskah untuk Kebangkitan Yesus Kristus pada Minggu (12/04/2020).
Sebelumnya, umat Nasrani pun merayakan Jumat Agung, saat dimana Yesus mati disalibkan.
Penyaliban adalah sebuah hukuman mati yang dianggap paling kejam dan memalukan di masanya.
Penyaliban sendiri adalah metode eksekusi di mana seseorang digantung dengan lengannya dari salib atau struktur serupa hingga mati.
Namun, jika merunut sejarahnya, sebenarnya kapan metode eksekusi ini mulai dianut oleh masyarakat?
Merunut Sejarah Penyaliban
Dalam sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan di South African Medical Journal (SAMJ) pada Desember 2003, para penulis menyebut bahwa kemungkinan eksekusi ini berasal dari Asiria dan Babilonia.
Meski begitu, penyaliban pertama kali digunakan secara sistematis oleh bangsa Persia pada abad ke-6 sebelum masehi (SM).
Saat itu, korban penyaliban diikat ke pohon atau tiang dengan kaki jauh dari tanah.
Seiring berjalannya waktu, bentuk tiang palang (salib) digunakan untuk melaksanakan hukuman ini.
Pada abad ke-4 SM, Alexander Agung mengadopsi metode ini dan membawanya ke Mediterania lalu berkembang ke Mesir, Suriah, Fenisia, dan Kartago (daerah di Afrika Utara).
Selama Perang Punisia (Romawi melawan Kartago), para tentara Romawi mempelajari teknik ini.
Bahkan, Romawi menerapkan bentuk eksekusi penyaliban selama lebih dari lima abad.