Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tangkal Virus Corona

Ada Warganya Terinfeksi, Kota Tegal Terapkan Lockdown Lokal, Gubernur WA ke Wali Kotanya

Munculnya kasus pertama positif virus corona/Covid-19, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono langsung bereaksi.

Editor: Alexander Pattyranie
ISTIMEWA
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyampaikan permintaannya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Musrenbangwil di Brebes, Kamis (05/03/2020). 

Ini harus dilacak. Jika perlu penumpang satu gerbong ini harus dikarantina," ungkapnya.

Sementara dalam laporannya, Dedy Yon mengatakan, jumlah PDP di Kota Tegal saat ini ada 22 orang.

Sejumlah 14 PDP masih diisolasi, 7 PDP sudah pulang dengan hasil negatif, dan 1 PDP meninggal dunia.

Ia menjelaskan, 14 PDP yang masih diisolasi, 4 orang dari Kota Tegal, 6 orang dari Kabupaten Tegal, 3 orang dari Kabupaten Brebes, dan 1 orang dari Kabupaten Pemalang.

"Ada 14 kasus PDP yang masih dirawat. Sementara jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Tegal ada 37 orang," jelasnya.

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyatakan, Kota Tegal sudah menjadi daerah darurat penyebaran virus corona atau Covid-19.

Hal itu Dedy Yon sampaikan, seusai seorang pasien di RSUD Kardinah Kota Tegal dinyatakan positif terjangkit Covid-19.

"Bahwa Kota Tegal ini sudah dinyatakan darurat.

Harus ada penanganan serius," kata Dedy Yon dalam Konferensi Pers di Pendopo Ki Gede Sebayu Balai Kota Tegal, Rabu (25/3/2020).(*)

Cara Tegal batasi warganya

Suasana malam di Kota Tegal, kini tampak sepi dan gelap.

Lampu- lampu penerangan jalan umum (PJU) di Jalan Protokol dan pusat keramain di Kota Tegal tidak dihidupkan.

Seperti di Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Yani, hingga ke selatan sampai Perempatan Kejambon, lampu PJU sengaja mati.

Tempat keramaian, seperti di Alun- alun Kota Tegal, Balai Kota Lama, GOR Wisanggeni dan sebagainya.

Kemudian Satuan Gugus Tugas Covid-19 Kota Tegal, setiap malam berkeliling dan mengimbau warga Kota Tegal yang berkerumun.

Seorang pedagang di Alun- alun Kota Teg, Roisah (55) menilai, kebijakan antisipasi penyebaran Covid-19 di Kota Tegal, tanggap dan bagus.

Ia memaklumi kebijakan Pemkot Tegal dengan menutup akses jalan dan mematikan lampu jalan.

Namun, ia berharap dampak dari wabah Covid-19 cepat selesai.

Roisah yang sehari- hari berjualan ketoprak di Alun- alun, begitu merasakan dampaknya.

"Udah seminggu sepi. Saya berharap permasalahan Covid-19 cepat selesai.

Kondisi dinyatakan aman dan para pedagang jualannya lancar lagi," kata Roisah kepadatribunjateng.com, Senin (23/3/2020).

Sementara, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, berbagai kebijakan dari Pemkot Tegal bertujuan untuk mewaspadai penyebaran Covid-19 yang dibawa oleh orang luar daerah.

Ia khawatir, jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka melacak riwayat dari orang luar daerah tersebut akan sulit.

Sementara kebijakan mematikan lampu PJU, menurut Dedy Yon, itu untuk membatasi warga Kota Tegal berkerumun.

Ia mengimbau, masyarakat harus tetap di rumah dan mendengarkan kebijakan Pemkot Tegal.

"Tempat keramaian sementara waktu lampu kita matikan.

Alun- alun pun dimatikan.

Untuk Masjid Agung Kota Tegal, lampunya menyala sejak maghrib sampai isya sekira pukul 20.00 WIB," jelasnya.

(Mamdukh Adi Priyanto/ Fajar Bahruddin Achmad) 

BERITA TERPOPULER :

 Eva Kehilangan Kedua Orangtua Karena Virus Corona, Hasil Tes Lambat: Sabtu Positif, Sore Meninggal

 Ternyata Ada Satu Tempat yang Tak Terdampak Virus Corona di Dunia, Dihuni 4000 Orang

 Ada Kabar Baik dari Virus Corona yang Buat Kita Sedikit Lega, Peneliti Menyatakan Ini

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Begini Cara Pemkot Tegal Cegah Warga Nongkrong dan Berkerumun

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved