Tangkal Virus Corona
Tak Ingin Dunia Bergantung pada Vaksin, WHO Bakal Perpanjang Masa Lockdown Pandemi Virus Corona
Sebaran virus corona ini memaksa banyak negara menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.
Ia mengatakan, mungkin vaksin bisa tersedia lebih cepat dari 12 bulan jika ilmuwan bisa berhasil melewati tahapan ujicoba dan memberikannya kepada banyak orang dengan cepat.
Sejak muncul dari Wuhan China pada akhir 2019, virus corona telah menyebar ke 190 negara.
Hingga saat ini, virus telah menginfeksi lebih dari 390.000 orang secara global, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, dengan angka kematian 17.156 orang.
"Saya tidak bisa melihat tiba-tiba minggu depan atau dua minggu dari sekarang semua ini akan berakhir. Saya kira tidak ada peluang untuk itu." Demikian kata Dr. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, dalam sebuah wawancara di acara NBC "TODAY" akhir pekan lalu.
Menunggu vaksin

Saat ini, tidak ada vaksinasi yang tersedia untuk virus corona dan para ahli kesehatan tidak ingin vaksin tersebut tersedia untuk umum dalam waktu yang lama.
Diperlukan langkah-langkah intensif dan disrupsi sosial untuk "menekan transmisi ke level rendah," menurut profesor Neil Ferguson dari Imperial College London.
"Kemungkinan langkah-langkah seperti itu --terutama social distancing dalam skala besar-- perlu dilakukan selama berbulan-bulan, mungkin sampai vaksin tersedia," kata Ferguson dalam laporan yang diterbitkan 17 Maret.
Pada laporan yang sama, para ilmuwan di Imperial College London memperkirakan perlu waktu hingga 18 bulan, setidaknya, untuk menemukan vaksin COVID-19.
WHO telah menekankan perlunya warga negara untuk mengambil tindakan kolektif.
Badan kesehatan telah mendorong orang di seluruh dunia menerapkan berbagai tindakan higienis.
Kekebalan kelompok vs kurva rata

Satu lagi yang disebut solusi untuk pandemi virus corona dapat terjadi ketika banyak orang telah mengembangkan kekebalan terhadap wabah melalui infeksi.
Konsep kontroversial ini dikenal sebagai "herd immunity" atau "kekebalan kelompok."
Herd immunity sedang diterapkan di Swedia, dan tampaknya diberlakukan di Inggris dan Belanda sebelum kedua negara mengubah pendekatan mereka.