Pandemi Global
Dibalik Keberhasilan China Melawan Corona: 3.300 Tenaga Medis Terinfeksi, 13 Dari Mereka Meninggal
Pasca munculnya wabah corona di akhir tahun 2019, pada Januari 2020, China secara efektif menutup Wuhan.
China masih mencatatkan sebagai negara kasus tertinggi, yaitu 81.305 kasus.
Meski demikian, dalam empat hari terakhir mereka melaporkan bahwa hanya terdapat satu kasus virus corona dari internal.
Hal tersebut merupakan perkembangan yang sangat signifikan dibanding dengan beberapa bulan yang lalu.
Namun ternyata ada pakar yang meragukan langkah China dalam mengatasi virus corona ini.
Banyak yang menganggap bahwa langkah mereka sangat susah untuk diikuti oleh negara lain terutama negara-negara barat.
Ahli merujuk pada sistem negara China yang terpusat, pemerintahan satu partai yang tak memungkinkan perbedaaan pendapat hingga memobilisasi sumber daya untuk satu isu.
Kerahkan Puluhan Ribu Dokter
Pemerintah pusat bergerak cepat dengan mengerahkan 42.000 dokter dan perawat ke Hubei, untuk membantu tim medis setempat yang mulai kewalahan.
Pakar kesehatan dari Palang Merah China juga dikirimkan ke Italia, negara dengan tingkat kematian tertinggi karena Covid-19.
Keputusan Beijing untuk memberangkatkan tim medis itu bukannya tanpa korban, jika merujuk kepada angka kementerian kesehatan Maret 2020.
berdasarkan data tersebut, lebih dari 3.300 dokter dan perawat positif menderita Covid-19, dengan 13 di antaranya meninggal, termasuk Dokter Li Wenliang, orang yang pertama kali menginformasikan tentang wabah ini.
Selain itu, mereka juga melakukan sesuatu yang luar biasa.
Yakni membangun rumah sakit dalam rentang waktu dua pekan untuk menampung ribuan pasien.
Upaya otoritas pusat diperkuat dengan senjata propaganda yang diumumkan berkali-kali, di mana masyarakat diminta hidup higienis dan tinggal di rumah.
Masker dan Pengecekan