Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PDIP-Nasdem-Golkar Adu Kuat: VAP Berterima Kasih ke JWS

Pilkada Serentak Sulawesi Utara bakal diikuti 25 pasangan calon (lihat grafis). PDIP, Partai Nasdem dan Golkar menjadi kekuatan utama

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Istimewa
Periode Pertama Tinggal Setahun, ODSK Genjot Pencapaian Target RPJMD 

Penandatanganan bersedia ini akan menjadi dasar tim DPP untuk menerbitkan SK sebagai landasan juridis untuk bertarung pada Pilkada Minut. "Yang pasti hari ini tahapan seleksi oleh tim DPP PDIP telah final, untuk itu saya dan Kevin telah resmi sebagai cabup dan cawabup Minut," katanya.

Ketua DPC PDIP Minut, Denny Lolong bersyukur dan terima kasih atas direstuinya pasangan JG-KWL. "Setelah ini tentunya pasangan JG-KWL langsung konsolidasi dengan partai baik dari DPP, DPD hingga DPC serta turun sosialisasi kemasyarakat," Ketua DPRD Minut ini.

Joune merupakan sosok pengusaha muda yang namanya melejit dipercaturan politik Minut. Putra Tonsea ini sebagai pemilik grup bisnis kelas nasional, Raewaya Group. Joune saat ini menjabat Wakil Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi.

Kevin Lotulung, pengusaha muda yang terjun ke dunia politik. Ia menjabat Wakil Ketua DPC PDIP Minut. Kevin putra dari Adriana Dondokambey, Anggota DPR RI. Ia juga menantu Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina.

Tak kalah menyita perhatian publik soal penetapan pasangan calon pada pilkada di Kabupaten Minahasa Selatan. Di masyarakat sudah terbentuk faksi-faksi pendukung masing-masing bakal calon. Warganet ramai membicarakan figur jagoannya.

Masyarakat memasang foto atau citra diri calonnya. Mereka siap meluruskan di kolom komentar jika junjungannya 'di-bully' pendukung calon lain. Setali tiga uang dengan kondisi di masyarakat, di Dewan Minsel juga terjadi hal serupa. Malah di lembaga negara ini, suasana persaingan untuk pilkada bukan panas lagi tapi sudah seperti 'terbakar'.

Ada dua kelompok di DPRD Minsel yang disebut 14 dan 16. Kelompok 14 ini dimotori oleh Golkar dan kelompok 16 dipimpin oleh PDIP. Akibat pertikaian dua kelompok ini, APBD 2019 Kabupaten Minsel yang seharusnya dibahas tahun lalu, urung terlaksana. Ini diduga oleh banyak pihak adalah awal menuju persaingan Pilkada Minsel 2020.

Jefry Kembau, pengamat politik mengatakan, pilkada kemungkinan besar hanya akan diikuti tiga pasangan calon. Pertama dari Golkar, kedua PDIP dan ketiga jalur perseorangan.

Dia berpendapat partai yang tidak bisa mengusung calon sendiri akan berbaur atau berkoalisi dengan dua partai besar tersebut. "Dua kelompok di dewan dengan masing-masing partainya akan terus bersaing sampai di pilkada bahkan sampai terpilihnya bupati baru dan pemerintahan sudah berjalan," kata dia, Kamis kemarin.

Golkar sudah pasti mengusung Michaela Elsiana Paruntu sebagai cabup. Sedangkan PDIP menjagokan Franky Donny Wongkar. Tapi dari masing-masing partai itu belum jelas siapa cawabup. Untuk calon independen hampir pasti Royke Sondakh dan Harits Umboh akan menjadi pesaing bagi Paruntu dan Wongkar. Pasangan jalur perseorangan ini membawa sekitar 20 ribu dukungan masyarakat ke KPU Minsel. 

Ferry Daud Liando
Ferry Daud Liando (ISTIMEWA)

Calon Independen Punya Peluang

Ferry Liando, Pengamat Politik dari Unsrat mengatakan, ada keuntungan dan kelemahan mengumumkan bakal calon lebih awal. Pertama, keuntungannya adalah parpol makin leluasa bersosialisasi dengan masyarakat terkait alasan parpol mengusung calon.

Parpol semakin diuntungkan juga dengan lamanya bersosialisasi. Semakin lama bersosialisasi, maka akan semakin diuntungkan dari aspek popularitas. Kerugiannya ketika nama calon sudah ditampilkan lebih awal maka menjadi kesempatan bagi lawan-lawan politik. Lawan politik akan mengekspose kelemahan dari bakal calon yang sudah diusung lebih awal.

Dua, hambatan terbesar adalah menemukan pola yang ideal antara figur yang populer di satu sisi dan kemampuan finansial di sisi lain. Dalam menemukan kombinasi keduanya tentu sangat sulit.

Namun, ada juga parpol yang belum mengumumkan bakal calonnya karena hendak menunggu pengumuman bakal calon dari parpol lain. Parpol menyadari bahwa bakal calon yang diusung itu memiliki kekuatan elektabilitas yang besar.

Sehingga, bakal calon yang diusung sangat dipengaruhi oleh bakal calon yang sudah diusung parpol lain. Parpol punya kepentingan untuk formasi pasangan bakal calon kepala daerah dan bakal calon wakil kepala daerah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved