Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

TRAGIS Wanita Simpanan Perdana Menteri Dibunuh saat Hamil, Jenazah Dibom C4, Kasusnya Kini

Najib menuliskan di akun Facebook miliknya jika dia akan mengambil 'sumpah laknat' menampik dakwaan mengenai pembunuhan Altantuya.

Editor: Aldi Ponge
the star online dan Mnt
Najib Razak dan Altantuya Shaaribuu 

Menanggapi ini, Najib menepis tuduhan dan mengatakan klaim itu palsu.

Altantuya, penerjemah berusia 28 tahun, ditembak di kepala oleh pengawal elit Perdana Menteri Najib Razak saat dia mengatakan mengandung anak hubungan gelap dengan Najib Razak.

Dikabarkan Altantuya meminta US$ 500.000 atau Rp 6,9 miliar kepada Razak sebelum dibunuh dan dibawa ke mobil oleh Inspektur Kepala Azilah Hadri dan Kopral Sirul Azhar Umar, kemudian tubuhnya diledakkan dengan bom C4 di hutan.

Namun Altantuya dibunuh bukan hanya karena hubungan gelapnya dengan Najib Razak. Altantuya ikut Najib Razak saat kunjungan ke Paris untuk bertemu dengan pejabat DCNS, perusahaan senjata Prancis, untuk kesepakatan pembelian dua kapal selam Scorpene dari anak perusahaan DCN, Thales. Dalam pertemuan itu Altantuya berperan sebagai penerjemah, menurut dokumen yang diperoleh Asian Sentinel pada 2012.

Dari kesepakatan ini UMNO mendapat US$ 141 juta atau Rp 1,9 triliun untuk pembelian kapal selam. Ironisnya, kapal selam tidak dapat beroperasi di perairan dangkal Semenanjung Malaysia, dan akhirnya ditempatkan di Malaysia Timur.

Altantuya diduga tahu banyak soal US$ 141 juta untuk UMNO, dan telah dijanjikan Najib Razak US$ 500.000 sebagai komisi untuk membantu transaksi kapal selam.

Sebelumnya, Azilah Hadri menuduh Najib Razak saat dia mengisi pernyataan hukum sebanyak 17 halaman.

Pernyataan huku ini menyatakan jika dia telah membunuh Altantuya, model berkebangsaan Mongolia atas perintah Najib Razak yang sudah menjabat menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Lembar pernyataan hukum tersebut diisi Azilah dengan bantuan pengacara J. Kuldeep Kumar pada 17 Oktober.

Dia membuat pernyataan tersebut sebagai bagian dari penyelidikan oleh Pengadilan Negara Malaysia.

Isi pernyataan hukum tersebut sangat lengkap dan rinci, menunjukkan bagaimana Azilah dibawa ke kediaman Najib daerah Seri Kenangan di Pekan, saat Najib sedang bertugas.

Tidak hanya itu, Azilah juga menyatakan jika Najib meminta bahan peledak dari pihak kepolisian untuk digunakan memusnahkan tubuh Altantuya dalam sebuah pembunuhan tertutup.

Mantan Perdana Menteri Najib Razak dan sang istri, Rosmah Mansor.
Mantan Perdana Menteri Najib Razak dan sang istri, Rosmah Mansor. (TRIBUNNEWS)

Najib Razak Siap Lakukan 'Sumpah Laknat'

Najib menuliskan di akun Facebook miliknya jika dia akan mengambil 'sumpah laknat' menampik dakwaan mengenai pembunuhan Altantuya pada  18/12/2019

 
Postingan Najib Razak yang menyatakan akan membuat sumpah laknat menampik tuduhan pembunuhan Altantuya
 

Sumpah tersebut akan dia buat di Masjid Jamek Kampung Baru, Kuala Lumpur setelah dia melaksanakan sholat Jumat.

Namun sebenarnya apa itu sumpah laknat?

Sumpah laknat ternyata adalah sumpah berdasarkan prinsip Syariah dan dibuat atas nama Allah selaku Tuhan.

Jika pembuat sumpah berbohong maka akan ada hukuman dari Tuhan karena kebohongannya.

Sumpah berarti janji, dan laknat di bahasa Malaysia dan Arab, berarti hukuman.

Sumpah ini ia buat untuk menolak tuduhan yang berasal dari Azilah Hadri.

Melansir South China Morning Post (scmp.com), Najib Razak benar-benar mengambil sumpah tersebut untuk mengklaim jika dia tidak bersalah.

Sumpah ini dia ambil setelah dakwaan polisi menguak dan hampir mengantarkannya kepada hukuman mati.

Pengambilan sumpah tersebut dihadiri lebih dari 1000 orang.

Najib bersumpah seperti ini, dilansir dari SCMP:

"Semenjak saya mendapatkan tanggung jawab (sebagai Perdana Menteri) sampai saat ini, saya tidak pernah menginstruksikan siapapun untuk membunuh warga berkebangsaan Mongolia bernama Altantuya Shaariibuu.

"Saya tidak tahu atau tidak pernah bertemu orang tersebut. Jika saya berbohong, maka semoga Allah mengutuk dan menghukum saya.

"Jika saya berbicara kebenaran, semoga Allah mengutuk dan menghukum yang telah menuduh saya dan menolak hadir di sini untuk menyesali perbuatan saya atau setelahnya."

Setelah ia selesai berikrar, semua mengikuti dengan mengucapkan 'Allahuakbar'.

Sumpah laknat berasal dari peristiwa Mubahala, ketika pemimpin umat Islam Nabi Muhammad SAW mengutuk saat negosiasi dengan delegasi umat Kristen.

Ini dilakukan Nabi Muhammad untuk mencari tahu siapa yang benar di antara keduanya, terkait perbedaan agama mereka.

Najib mengaku, sumpah ini menjadi sumpah laknatnya yang ketiga yang dia buat berkaitan dengan kasus Altantuya.

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved