Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

TRAGIS Wanita Simpanan Perdana Menteri Dibunuh saat Hamil, Jenazah Dibom C4, Kasusnya Kini

Najib menuliskan di akun Facebook miliknya jika dia akan mengambil 'sumpah laknat' menampik dakwaan mengenai pembunuhan Altantuya.

Editor: Aldi Ponge
the star online dan Mnt
Najib Razak dan Altantuya Shaaribuu 

Pengakuan Pembunuh

Dua orang pengawal Najib Rajak, Sirul Azgar Umar dan Azila Hadri memang diputuskan bersalah oleh pengadilan pada 2009.

Namun belakangan Sirul mengaku dirinya tidak pernah membunuh Altantuya.

Dirinya memang mengaku ikut menculik Altantuya dan membawanya ke tengah hutan, tempat eksekusi brutal dilakukan.

Namun, setelah itu, Sirul mengaku Altantuya "diurus" oleh Azila.

Eks Kepala Inspektur Kepolisian Azilah Hadri mengklaim bahwa Najib, yang adalah wakil perdana menteri dan juga menteri pertahanan pada tahun 2006, bertemu dengannya dan telah memerintahkan dia untuk "menembak mati" Altantuya karena dia adalah "mata-mata asing yang berbahaya", dikutip dari The Star, 17 Desember 2019.

Azilah mengatakan ini dalam pernyataan hukum (SD) bersama dengan permohonannya Peninjauan Kembali kasusnya ke Pengadilan Federal. Azilah divonis hukuman mati bersama Kopral Sirul Azhar Umar, yang juga mantan komando polisi, pada tahun 2001.

SD, yang pertama kali diungkapkan oleh Malaysiakini, diajukan pada 17 Oktober sebagai bagian dari permohonannya PK ke Pengadilan Federal.

"DPM (Deputy Prime Minister/Najib Razak) kemudian memberi tahu saya bahwa mata-mata asing berada di Kuala Lumpur dan berusaha mengancam DPM dan petugas khusus yang dikenal sebagai (Abdul) Razak Baginda.

"DPM menginstruksikan saya untuk melakukan operasi rahasia ketika saya kembali ke Kuala Lumpur nanti.

"Saya harus berhati-hati dengan perempuan mata-mata asing karena dia adalah pembicara yang cerdas dan licik, salah satunya adalah dia (mengaku) hamil.

Dalam pernyataannya, saat itu Azilah mengatakan kepada Najib Razak bahwa dia harus memberi tahu rekannya di markas besar kepolisian, tetapi ditolak Najib.

Najib mengatakan kepada Azilah bahwa masalah ini tidak dapat diketahui secara publik karena melibatkan ancaman terhadap keamanan nasional.

Najib kemudian menginstruksikan Azilah untuk melakukan operasi rahasia untuk menangkap dan menghancurkan mata-mata secara diam-diam dan menghancurkan tubuhnya menggunakan bahan peledak.

"Buang tubuh mata-mata asing dengan alat peledak untuk menghilangkan jejak. Bahan peledak dapat diperoleh dari penyimpanan UTK (gudang senjata)," kata Najib kepada Azilah.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved