Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Dokter Budi di Balik Evakuasi WNI (1): Wuhan seperti Kota Zombie

Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dokter Budi Sylvana menceritakan bagaimana di balik evakuasi dan observasi 238 WNI.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
https://twitter.com/ylchaniago
Kondisi Kota Wuhan tanggal 26 Januari 2020 (https://twitter.com/ylchaniago) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dokter Budi Sylvana menceritakan bagaimana di balik evakuasi dan observasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China.Semuanya serba cepat. Dari awal diinstruksikan melakukan evakuasi dan observasi,1x24 jam. Setelah itu, ia berangkat ke Kota Wuhan, menjemput 238 WNI.

Menlu Akui 3 WNI Terjangkit Corona: Korban Meninggal 1.873 Jiwa

Ia menggambarkan bagaimana suasana di Wuhan. Meski tak ke luar dari area bandara, Budi mengibaratkan Kota Wuhan seperti tak ada kehidupan. Sunyi, senyap, "Seperti kota zombie," ujarnya saat diwawancarai khusus dengan Tribun, Selasa (18/2).

Budi sempat takut, namun tugas dan pengabdian baginya. Pria berusia 55 tahun ini juga sempat tak bilang kepada keluarganya, bahwa ia akan berangkat ke Wuhan, \melakukan observasi di Natuna."Orang tua saya tahunya dari televisi," ceritanya.

Selama kurang lebih 14 hari Budi juga ikut melakukan observasi di Natuna setelah berhasil sukses melakukan evakuasi dari Kota Wuhan, China. Banyak cerita bagaimana para WNI curhat kepadanya. Akan ketakutan dianggap 'virus' oleh masyarakat, hingga perasaan takut akan penolakan yang sempat terjadi di sekitar Natuna.

Budi menceritakan itu semua kepada Tribun Network. Berikut petikan wawancara lengkap:

Awal mula terinspirasi nge-vlog di Natuna seperti apa?

Video audio visual kayaknya bagus. Walaupun singkat-singkat. Itu vlog pertama saya. Belum pernah saya vlog. Makanya ngomongnya belepotan, gambarnya miring-miring. Saya bersalah kalau tidak memberitakan itu ke luar karena saya yang ditugaskan dari Kemenkes di sana.

Bakal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2023, Presiden Jokowi Minta Indonesia Bersiap

Kalau saya tidak menginformasikan, siapa lagi yang menginformasikan. Media tidak masuk ke ring 1. Sementara aktivitas di sana banyak, saya melakukan aktivitas rutin baru saya nge-vlog. Itu pertama kali, dan belum sama sekali seumur-seumur.

Apa sebenarnya yang mendorong Anda?

Sebenarnya netizen. Karena ada penghakiman di luar, terutama netizen terhadap mereka. Jadi saya tidak meng-counter lewat tulisan, jadi saya ingin menunjukan. Ini loh, keadaan sebenarnya.

Itu dasarnya. Sementara mereka (yang diobservasi) tidak berhubungan dengan media. Mereka takut wajahnya tampil, lalu penduduk di sekitar rumahnya menolak mereka. Itu alasannya. Bukan anti media, tetapi khawatir.

Awal Anda mendapat tugas melakukan observasi di Natuna?

Semua serba cepat. Saya menerima perintah itu 24 jam sudah harus berangkat. Awalnya perintah dari Menteri Kesehatan untuk berangkat melakukan evakuasi dan observasi. Ada perintah,tim bekerja. Ada tim yang bekerja menyiapkan skenario dan disesuaikan dengan protocol WHO.

Ada tim yang menyiapkan logistik, termasuk APD, semuanya. Terus ada tim yang menyiapkan observasi, itu bahkan dipimpin langsung oleh Pak Menteri.

Cindy Wurangian Jadi Calon Wakil Wali Kota Maurits?

Ada tim yang menyiapkan dukungan psychosocial, tim yang menyiapkan bantuan ke Tiongkok.Disiapkan selama 24 jam. 1x24 jam diperintahkan evakuasi, langsung kita persiapkan semuanya,serba cepat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved