Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Kelelawar dan Ular Ternyata Bukan Sumber Virus Corona, Binatang Ini Diduga jadi Penyebabnya

Jika selama ini Kelelawar dan ular selalu disebut-sebut sebagai penyebar virus corona Wuhan ke manusia, sebuah fakta baru justru membantahnya

Editor: Rhendi Umar
Twitter
Hewan Kelelawar yang sudah dimasak dengan nama menu Sop Kelelawar. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Virus Corona menjadi hal suatu hal yang menakutkan saat ini.

Banyak orang yang mulai menjaga diri lewat menghindari jenis-jenis makanan yang diduga menjadi sumber virus berbahaya itu.

Belakangan ini kelelawar dan ular diduga menjadi tersangka utama wabah corona di China yang kini mulai menyebar ke seluruh dunia.

Dengan korban jiwa, hingga berita ini diturunkan, mencapai 724 jiwa di seluruh dunia dan 34.000 kasus di 27 negara, corona benar-benar menjadi perhatian serius.

Ketum Perbasi Curhat Urus Basket Sampai Jual Rumah, Alasannya Selamatkan Generasi Muda

Maka dari itu, pencarian sumber utama dari penyebaran virus ini menjadi salah satu objek penelitian terbesar selain tentunya pencarian obat penyembuh dari virus corona.

Sayangnya, ternyata selama ini terdapat kekeliruan mengenai hewan pertama yang menularkan corona ke manusia.

Jika selama ini Kelelawar dan ular selalu disebut-sebut sebagai penyebar virus corona Wuhan ke manusia, sebuah fakta baru justru membantahnya.

Lewat sebuah investigasi lanjutan, peneliti dari China menyatakan jika trenggiling berpotensi menjadi 'tersangka' sebagai perantara virus yang telah memakan korban lebih dari 500 orang ini.

Trenggiling
Trenggiling (HOANG DINH NAM / AFP)

Hal tersebut berdasarkan pengujian pada 1.000 sampel hewan liar.

Tim peneliti yang berasal dari South China Agricultural University menemukan jika urutan genom virus trenggiling 99 persen identik dengan yang terdapat pada pasien virus corona.

Meski begitu, hasil tersebut masih menuai kontroversi.

James Wood, kepala departemen hewan di University menyebut kalau temuan tersebut bukanlah bukti ilmiah.

"Hanya melaporkan deteksi virus berdasarkan pengurutan kesamaan 99 persen saja tidak cukup," kata Wood.

Mata rantai yang hilang

Lain halnya dengan Wood, Arnaud Fontanet dari France's Pasteur Institute menyebut jika peran trenggiling sebagai perantara itu bisa saja benar.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved