Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT ke 12 Gerindra

Prabowo Sengaja Tak Undang Jokowi pada HUT ke-12 Gerindra, Ini Alasannya

Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto membenarkan bahwa ia tak mengundang Presiden Joko Widodo ke acara HUT Gerindra ke-12

Editor: Aldi Ponge
KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA
Ketua Umum Prabowo Subianto saat memasuki lokasi perayaan HUT ke-12 Partai Gerindra, Kamis (6/2/2020). 

Sempat muncul nama "Partai Indonesia Raya". Namun, nama tersebut batal dipakai karena pernah digunakan di masa lalu, yakni PIR (Partai Indonesia Raya) dan Parindra. 

"Kalau begitu pakai kata GERAKAN, jadi Gerakan Indonesia Raya," ujar Hashim.

Peserta rapat kemudian menyetujuinya. Selain gampang diucapkan, juga mudah diingat dan disingkat menjadi: Gerindra. 

Lalu, saat memilih lambang partai, muncul ide untuk menggunakan burung garuda. Namun, lambang ini sudah banyak digunakan partai lain.

Apalagi, simbol Pancasila yang tergantung di dada Garuda, mulai dari bintang, padi kapas, rantai, sampai kepala banteng dan pohon beringin, sudah digunakan oleh partai yang telah ada lebih dulu.

Kemudian, Prabowo mengusulkan untuk tetap menggunakan lambang burung Garuda, tetapi hanya kepalanya. Gagasan itu disetujui oleh pendiri lainnya.

Kepala burung Garuda yang menghadap ke kanan melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak.

Sisik di leher berjumlah 17, jengger dan jambul 8 buah, bulu telinga 4 buah, dan bingkai gambar segi lima yang seluruhnya mengandung arti hari kemerdekaan, 17-8-1945.

Perjalanan

Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak karena dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, 6 Februari 2008.

Pada Pemilihan Legislatif 2009, Gerindra berhasil meraih 4.646.406 suara (4,5 persen).

Hasil tersebut membuat partai ini mendapat 26 kursi (4,64 persen) di Dewan Perwakilan Rakyat.

Dengan modal tersebut, Prabowo Subianto percaya diri mencalonkan diri pada Pemilihan Presiden 2009.

Gerindra berkoalisi dengan PDI-P mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai capres dan Prabowo sebagai cawapresnya. 

Namun, pasangan ini kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang diusung Partai Demokrat.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved