Berita Sulut
Pertumbuhan Ekonomi Sulut 2019 Tumbuh Melambat 5,66 Persen, Imbas Turunnya Harga Minyak Kelapa
Laju ekonomi Sulut melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang mencapai 6,01 persen (yoy)
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID - Perekonomian Sulawesi Utara tahun 2019 tercatat tumbuh sebesar 5,66 persen (yoy).
Laju ekonomi Sulut melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang mencapai 6,01 persen (yoy).
Perlambatan perekonomian global mempengaruhi kinerja lapangan usaha (LU) industri dan ekspor sehingga perekonomian tumbuh melambat.
LU industri, yang didominasi oleh industri pengolahan makanan dan minuman, tercatat tumbuh sebesar 0,31 persen (yoy) pada tahun 2019 melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,49 persen (yoy).
• Pertumbuhan Ekonomi Sulut Melambat, Tumbuh 5,66 Persen di Tahun 2019
Kepala Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan, perlambatan yang terjadi pada LU tersebut imbas dari perekonomian dunia yang diproyeksikan tumbuh melambat pada tahun 2019, menyebabkan harga-harga komoditas dunia mengalami penurunan.
Salah satu komoditas dunia yang mengalami penurunan harga adalah Coconut Oil (CNO) yang menjadi andalan Sulawesi Utara.
Harga CNO dunia melanjutkan tren negatifnya selama enam bulan pertama 2019 dan secara tahunan rata-rata harganya tercatat terkontraksi sebesar 26,76 persen (yoy) (sumber: Worldbank).
Berlanjutnya kontraksi pada komoditas andalan Sulut tersebut menurunkan insentif perusahaan di industri pengolahan untuk meningkatkan produksinya.
• Ini Daftar CASN Yang Lulus Passing Grade di Bolsel
Hal ini tercermin pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang yang secara rata-rata triwulanan terkontraksi sebesar 8,52 persen (yoy) melambat dibandingkan rata-rata triwulanan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,27 persen (yoy).
Sementara itu, LU transportasi dan konstruksi menjadi LU utama Sulut Iainnya yang mengalami perlambatan.
LU transportasi pada tahun 2019 tercatat tumbuh sebesar 5,50 persen (yoy) melambat dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh sebesar 7,87 persen (yoy).
Kenaikan tarif angkutan udara pada enam bulan pertama di tahun 2019 diperkirakan mengurangi insentif mobilisasi masyarakat menggunakan angkutan udara.
• Kisah Unik 30 TKA PT Conch dari Tiongkok, Begitu Tiba di Bandara Langsung Cari Alkohol
Hal ini tercermin dari jumlah penumpang di Sulawesi Utara yang mengalami kontraksi sebesar 16,48 persen (yoy) dan penurunan jumlah penerbangan sebesar 15,85 persen (yoy).
Meskipun terdapat upaya pemerintah dalam mengambil kebijakan menurunkan tarif batas atas pada bulan Juni 2019.
Adapun LU konstruksi tercatat tumbuh sebesar 5,81 persen (yoy) meskipun melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 7,16 persen (yoy) seiring belum optimalnya realisasi belanja modal pemerintah baik yang bersumber dari APBD maupun APBN.
Sementara itu, kegiatan pembangunan dari pihak swasta juga diperkirakan melambat tercermin dari pengadaan semen di Sulawesi Utara yang terkontraksi sebesar 4,23 persen (yoy) melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,16 persen (yoy).
• Sulut United Bakal Uji Tanding Lawan Bhayangkara FC atau PSM Makasar di Manado
Tertolong LU pertanian
Di Sisi Iain, LU utama Iainnya yaitu pertanian dan perdagangan mengalami penguatan sehingga dapat menahan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara melambat lebih dalam.
Perbaikan kinerja sub LU perikanan menjadi faktor pendorong kinerja LU pertanian. Hal ini tercermin dari dari nilai ekspor komoditas perikanan (SITC code: 03) yang tumbuh menguat sebesar 9,65 persen (yoy) pada tahun 2019 setelah tercatat terkontraksi sebesar 0,10 persen (yoy) pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, sub lapangan usaha tanaman pangan dan perkebunan tahunan yang diperkirakan tumbuh relatif melambat seiring terjadinya penurunan produksi padi dan berlanjutnya tren negatif harga komoditas turunan kelapa menyebabkan LU pertanian tidak tumbuh lebih tinggi lagi.
• LAGI, Dua Penambang Emas Liar di Bakan Tewas Tertimpa Longsoran Batu
Adapun LU perdagangan tercatat tumbuh sebesar 8,79 persen (yoy) pada tahun 2019 menguat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 5,76 persen (yoy).
Menguatnya pertumbuhan perdagangan sejalan dengan menguatnya pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga dari Sisi pengeluaran.
Selain itu, diadakannya pemilu legilatif dan eksekutif serentak di Juni 2019, penyelenggaraan iven-iven bertaraf nasional seperti OSN XVIII dan OSN Madrasah maupun yang bertaraf internasional seperti Tomohon International Flower Festival dan Archipelagic and Islands States Forum diperkirakan turut menjadi faktor pendorong pertumbuhan LU Perdagangan di tahun 2019.
Dari Sisi pengeluaran, melambatnya perekonomian Sulut terutama disebabkan oleh ekspor yang melambat signifikan di tengah Konsumsi Pemerintah yang belum optimal.
• BKDD Minsel Bakal Umumkan THL yang Lolos Setelah SK Ditandatangani Bupati
Namun demikian, melambatnya impor di tengah penguatan Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB/lnvestasi) menjadi faktor penahan perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulut yang lebih dalam.
Berlanjutnya tren negatif harga-harga komoditas dunia sebagai dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global menyebabkan ekspor Sulut tumbuh melambat cukup dalam di tahun 2019.
Ekspor barang dan jasa Sulawesi Utara tercatat tumbuh sebesar 0,54 persen (yoy) pada tahun 2019 melambat dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh sebesar 12, 14 persen (yoy).
• ASN Protes Kena Roling, Masukkan Permohonan Hearing ke DPRD, LBH Siap Advokasi
Tren negatif harga CNO menjadi disinsentif perusahaanperusahaan untuk meningkatkan ekspor luar negeri Minyak Nabati dan Hewani yang menjadi komoditas ekspor utama Sulut dengan pangsa 58,6 % dari total ekspor Sulut pada tahun sebelumnya.
Nilai ekspor luar negeri minyak nabati dan hewani Sulut tercatat terkontraksi sebesar 41,25 persen (yoy) pada tahun 2019 lebih dalam dibandingkan kontraksi di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 16,23 persen (yoy).
Sebagai dampaknya nilai ekspor luar negeri Sulawesi Utara terkontraksi sebesar 21,14 persen (yoy).(ndo)
• Sakit Hati, Aurel Hermansyah Tak Terima Hubungannya dengan Atta Disebut Hanya Settingan Belaka