Hari Raya Imlek
Uskup Agung Pimpin Misa Imlek di Paroki Kristus Raja, Kesempatan Bersyukur kepada Allah
Perayaan Imlek atau Tahun Baru China diperingati secara khusus di Paroki Kristus Raja Medan, Sumatera Utara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Perayaan Imlek atau Tahun Baru China diperingati secara khusus di Paroki Kristus Raja Medan, Sumatera Utara.
Mereka mengadakan Misa syukur pagi pukul 08.00.
Misa Imlek itu dipimpin Uskup Agung Medan, Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap.
Dalam acara tersebut, Mgr. Kornelius didampingi Pastor Paroki Kristus Raja Medan, RP Yandhie CDD, Sekretaris Jendral Keuskupan Agung Medan RP. Frans Borta Rumapea,O.Carm, dan RD. Ferdinan Saragi.
Perayaan Misa diisi dengan beberapa lagu pujian berbahasa Mandarin, bacaan pertama kitab suci dari Kejadian 1:14-18, bacaan kedua Efesus 4:17-24 dan bacaan Injil dari Matius 6:31-34.
Dalam khotbahnya Mgr. Kornelius mengatakan agar setiap umat dapat menjadi ciptaan baru, manusia baru yang mengenal Yesus Kristus.
"Orang yang hidup baru itu jujur, memiliki hati suci, dan tidak mencuri, tidak mendapatkan sesuai yang ilegal dan instan. Orang hidup baru itu yang bekerja, menghasilkan sesuatu dan memberikan kepada yang lain.
Berbelas kasih sebagaimana Yesus sendiri," ucap Mgr. Kornelius.
Diakuinya, hidup baru dalam diri manusia ada gerakan belas kasih. Hidup baru dilakukan dengan berserah diri kepada Tuhan
"Janganlah kamu khawatir akan hari esok, yang kamu makan, yang kamu minum.
Tuhan Allah mengetahui kebutuhan kita, dan akan diberikan apa yang kita butuhkan.
Tahun baru, imlek ini kesempatan bersyukur kepada Allah, kita merayakan Tahun Baru dan merayakan ucap syukur kepada Allah," katanya.
Ketua Keamanan Gereja Kristus Raja Medan, Herman Tjong mengatakan tahun ini perayaan Misa imlek berlangsung sederhana, tetap ada pembagian jeruk dan angpao.
"Tahun lalu kita ada barongsai, makan bersama, tapi tahun ini perayaan Misa imlek sederhana perayaan tetap ada pembagian jeruk, angpao dan tetap kita laksanakan karena itu tradisi.
Kita memberikan rejeki kepada teman teman atau pun sanak keluarga itulah artinya angpao," ucap Herman.
Diakuinya, perayaan Misa kali berlangsung dengan aman, tertib berjalan dengan baik, dan kebanyakan mayoritas umat berpakaian baju merah.
"Artinya baju merah itu bukan hanya meriah tapi juga menolak bala," tambahnya.
Hal menarik lainnya, acara ini dimeriahkan dengan pemecahan balon yang dilakukan oleh Uskup Agung Medan.
"Kehadiran umat sangat padat hingga memenuhi luar gereja, umat yang misa lebih kurang 1.000 orang termasuk yang tidak merayakan imlek tetapi berpartisipasi termasuk suku-suku yang tak merayakan imlek,
didominasi suku Batak. Mereka juga berpartisipasi ke gereja merayakan kegembiraan imlek hari ini," ungkapnya.
Kata Herman, gereja ini mayoritas umatnya memang orang tionghoa dan jumlah umat tionghoa ini hampir 90 persen dari keseluruhannya.
"Harapan kita di tahun ini semoga banyak rezeki, negara kita harapkan aman, masyarakat yang belum bekerja dapat pekerjaan dan bahkan bisa menciptakan lapangan kerja," ucapnya.
Dikatakannya, pesan Uskup Agung Medan agar setiap umat harus hidup bersama sebagai sahabat.
"Umat Katolik berkontribusi dengan masyarakat supaya masyarakat mengetahui bahwa umat Katolik itu umat yang bisa bekerja sama dengan umat-umat yang ada," katanya.
(nat/tribun-medan.com)
BERITA TERPOPULER :
• Makan di Manado, Jokowi Pesan Khusus Menu Ekstrem Daging Kelelawar Santan
• Sosok Paling Ditakuti Keluarga Hermansyah Bukan Ashanty dan Aurel, Lalu Siapa?
• Dokter Adi Bilang Virus Corona Tidak Terlalu Berbahaya, Intinya Harus Lakukan Hal Ini!
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Uskup Agung Medan Pimpin Misa Imlek di Paroki Kristus Raja Medan