Pilkada 2020
Kader BMR Maju di Pilgub 2020? Antara Posisi Wakil Gubernur atau Jabatan Sekprov
Dua pendapat mengisi wacana politik Bolaang Mongondow Raya (BMR) di Pilgub 2020
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dua pendapat mengisi wacana politik Bolaang Mongondow Raya (BMR) di Pilgub 2020.
Sebuah pendapat menyebut kader BMR harus menduduki jabatan Wakil Gubernur Sulut.
Mereka beralasan, adanya wakil gubernur asal BMR dapat membawa potongan kue pembangunan yang lebih besar di kawasan BMR.
Bukan rahasia umum bilamana kawasan Manado, Bitung dan Minahasa adalah penikmat potongan kue pembangunan terbesar, sementara kawasan BMR harus puas memakan remah - remah.
Pendapat itu didukung realitas politik di mana saat ini banyak tokoh BMR berkelas Joker.
• Para PNS Pendidik Akan Gunakan Atribut Pangkat Juga, Dimulai dari Kepsek
Tiga di antaranya sudah mendaftar sebagai cawagub yakni Djaelantik Mokodompit, Siswa Rahmat, Mokodongan dan Sehan Landjar.
Calon Wakil Gubernur dari BMR punya keunggulan dari segi dukungan warga etnis Mongondow yang jumlahnya 2/3 penduduk Sulut serta keterwakilan muslim di mana hampir 30 persen penduduk Sulut beragama muslim.
Nah pendapat kedua adalah lebih baik perwakilan BMR menjadi Sekprov.
The second opinion ini diusung oleh Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow. Alasan Yasti logis.
• Ini Tanggapan BKD Sulut Mengenai Penghapusan Tenaga Honorer
"Kalau wagub hanya ban serep sementara Sekprov lebih menguntungkan karena posisinya strategis di pemerintahan, dengan begitu kue pembangunan akan sampai ke sini," kata dia.
Menurut Yasti, sudah beberapa kali kader BMR tampil sebagai cawagub. Tapi selalu gagal.
Yasti mengatakan, dirinya sudah mengusulkan calon Sekprov dari BMR kepada gubernur Sulut Olly Dondokambey.
"Dan pak Olly setuju," kata dia.
• Polres Bolsel Terima Rp 43 Miliar Bangun Markas Komando Baru
Ungkap Yasti, Olly selama ini menopang pembangunan Bolmong dan ke depan menjanjikan kue pembangunan yang lebih besar lagi," kata dia.
Argumen Yasti cukup mengguncang. Banyak warga BMR penganut pendapat pertama beralih ke pendapat kedua.
Pengamat politik Taufik Tumbelaka menilai wacana politik wakil BMR di Pilgub merupakan politik harmonisasi.