Guntur Romli: Dukung Erick Thohir Bersih-bersih BUMN dari Radikalisme
Mohamad Guntur Romli mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang sedang bersih-bersih BUMN dari radikalisme
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Mohamad Guntur Romli mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang sedang bersih-bersih BUMN dari radikalisme.
Langkah itu diambil Erick Thohir setelah bertemu Menko Polhukam Moh Mahfud MD, Kamis (5/12/2019) dan Erick memperoleh data dari Mahfud MD terkait pegawai BUMN yang terpapar radikalisme.
"Saya mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang sedang bersih-bersih BUMN dari radikalisme, kelompok radikal di BUMN seperti benalu,
mereka nempel tapi merusak ideologi bangsa kita dan mengancam kehidupan berbangsa,
persis benalu yang bisa mematikan pohon yang ditempelinya" kata Guntur Romli yang dikenal juga sebagai 'anak ideologis Gus Dur'.
Menurut Guntur Romli pula, ancaman di BUMN ada dua: korupsi dan radikalisme sehingga performa BUMN kita terus merugi.
"Dua tantangan di BUMN kita adalah korupsi dan radikalisme, korupsi itu termasuk penyalahgunaan jabatan seperti yang dilakukan eks Dirut Garuda yang sudah dicopot oleh Erick Thohir atau pun kasus-kasus suap lainnya,
sementara radikalisme itu virus anti Pancasila dan anti NKRI yang diidap petinggi dan pegawai BUMN,
bahkan dulu ada BUMN kita yang memberikan fasilitas pada Hizbut Tahrir" pungkas Guntur Romli.
• Erick Thohir Laporkan Radikalisme di BUMN: Tidak Ada Ideologi Lain di Indonesia
Sementara itu, seperti dilansir Kompas.com, Menteri BUMN Erick Thohir telah melaporkan mengenai dugaan radikalisme di lingkup kementeriannya kepada Menko Polhukam Mahfud MD.
"Cuma (lapor) data saja diinformasikan. Kondisinya seperti ini, langkah-langkahnya, ya sudah nanti kita ikuti," kata Erick usai bertemu dengan Mahfud di Kantor Kemenkopolhukam, Rabu (5/12/2019).
Erick tak merinci apakah paparan radikalisme di BUMN sudah sangat mengkhawatirkan. Namun demikian, ia mengatakan bahwa mereka yang kemungkinan terpapar radikalisme di kementeriannya harus mendapatkan penjelasan.
Menurut Erick, mereka mungkin juga punya perasaan positif atas pembangunan yang telah dilakukan.
Mungkin mereka mendapat masukan yang tidak benar saja, sehingga harus mendapatan penjelasan yang benar.
Erick tidak menyebutkan masukan apa saja yang didapatkannya dari Mahfud MD terkait radikalisme di lingkup Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan BUMN.
• Megawati Ajak Prabowo Hadapi Pendukung Khilafah, Sentil ASN dan Masjid Terpapar Radikalisme
Namun, dia berkomitmen untuk melaksanakan saran dan arahan dari Mahfud MD.
"Ya kita tunggulah, karena yang namanya ideologi kan sudah putus. Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. ya tidak ada ideologi lain yang ada di Indonesia dan itu sudah diputuskan the founding father zaman dulu," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menyebut banyak masjid-masjid di kantor kementerian yang terpapar radikalisme.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara 'Presidential Lecture Internalisasi dan Pembumian Pancasila' di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
"Kita sendiri tahu sudah sampai seberapa jauh terpaparnya masjid-masjid kita. Masih banyak di masjid-masjid kementerian," kata Megawati.
"Saya sampai tanya dengan kiai-kiai, ini senior saya. Saya sampaikan, apakah masjid itu, apakah Allah SWT itu memang penyampaiannya itu adalah kebencian, merusak, tidak toleran," sambungnya.
Ketua umum PDI-Perjuangan itu mengaku pernah menyampaikan hal ini kepada ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla.
Ia meminta Kalla untuk mengawasi agar masjid tak mengundang penceramah yang kerap menyampaikan kebencian.
• Begini Makna Khilafah di AD/ART FPI, Bukan Radikalisme, Jenderal Fachrul Razi Minta Hapus
"Tolong pak kalau dibiarkan saja hanya kebencian yang diberikan kepada mereka-mereka ini, rakyat kita yang perlu rohaninya diisi, tapi oleh seperti itu. Bagaimana kalau kita kejadian seperti di timur tengah? Siapa yang akan menghentikan?" kata dia.
Megawati juga mengaku telah berbicara dengan kader PDI-P yang kini menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo.
Menurut Megawati, Tjahjo punya tugas berat untuk memikirkan ASN yang terpapar radikalisme.
"Sekarang yang pusing kepala sebetulnya Pak Tjahjo. Saya bilang hati-hati loh Yo, kamu yang mesti mikirkan kenapa ASN bisa terpapar (radikalisme), sampai sebegitu," ujarnya.
Hadir dalam acara ini Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, para menteri kabinet kerja, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BIN.
Sumber: Kompas.com