Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dirut Garuda Dipecat

ARI ASKHARA Hobi 'Bongkar Pasang' Karyawan, Berprestasi Kena Rotasi, Utang BUMN Rp 3000 Triliun

Banyak sikap Ari Askhara selama menjabat Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia yang lain dari kebiasaan kebanyakan pimpinan.

Editor: Aswin_Lumintang
kolase tribunnews
Dirut Utama Garuda Indonesia Ari Askhara dan Menteri BUMN Erick Thohir 

Kendati demikian, Zaenal mengaku tidak tahu-menahu alasan Ari Askhara mengalihkan rute tersebut.

Sebagai awak kabin, pihaknya hanya mematuhi apa yang diucapkan oleh Ari Askhara selama dirinya memimpin perusahaan pelat merah itu.

"Jadi saya juga enggak tahu kenapa, kenapa dialihkan penerbangan jadi Denpasar ke Kualanamu dan baru ke Amsterdam. Saya tidak tahu seperti apa, apa alasan Pak Ari yang mendasar sehingga melakukan pengalihan," ungkap dia.

Terpisah,  Mantan Sekretaris BUMN Said Didu menilai rekam jejak Ari Askhara.

Said Didu, Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2005-2010 di ILC TVOne pada Selasa (26/11/2019)
Said Didu, Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2005-2010 di ILC TVOne pada Selasa (26/11/2019) (Tangkapan Layar TVOne)

Menurutnya ada sesuatu hal yang janggal dari perjalanan karir Dirut Garuda yang menjabat sejak 2018 itu.

"Dalam waktu 4 tahun dia lima kali pindah menjadi direksi dan terakhir menjadi dirut, rata-rata hanya 8 bulan. Jadi menurut saya orang ini agak diistimewakan oleh menteri sebelumnya," ungkap Said Didu saat berbicara di program Sapa Indonesia Malam, Jumat (6/12/2019).

Menurut Said Didu, kasus ini merupakan puncak gunung es, dan masih banyak orang-orang yang diistimewakan seperti Ari Askhara di BUMN lainnya.

"Saya senang Pak Ercik Thohir melakukan contoh, karena ini puncak gunung es, saya yakini betul bahwa hal-hal seperti Ari Ari di tempat lain, di BUMN lain juga ada, yang agak istimewa," terang Said Didu.

Menurutnya, ini waktu yang tepat untuk Erick Thohir membersihkan orang-orang penikmat jabatan di BUMN, sehingga kedepannya BUMN kembali profesional.

"Jadi saatnya Pak Erick Thohir ini membersihkan para penikmat jabatan, membersihkan orang-orang yang ada 'bekingan' kuat, sehingga BUMN kembali profesional," terangnya.

Said Didu menyebut, lima tahun belakangan kantor Kementerian BUMN bagaikan event organizer.

"Ya tiap minggu menteri harus bersama dirut, datang ke daerah selfie-selfie hampir tiap minggu, ulang tahun BUMN hampir tiap hari, itu saja yang dilakukan."

Menurutnya, apa yang sedang dihadapi oleh Erick Thohir saat ini seperti panen persoalan dan membersihkan piring-piring kotor.

"Akhirnya Pak Ercik panen persoalan, ada lima persoalan yang sedang dipanen."

"Jadi sedang mencuci piring Pak Erick Thohir, membersihkan orang-orang yang salah seleksi, kedua hutang BUMN yang bertambah lebih dari 3000 Triliun, Casflow BUMN, BUMN rugi dan penugasan BUMN," jelas Said Didu.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved