Sosok
Profil Marwan Batubara yang Tolak Ahok jadi Bos BUMN, Mantan GM PT Indosat Terlibat Proyek SKKL
Marwan Batubara terus memberikan kritikan kerasnya kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dipilih untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Marwan Batubara menjadi perhatian publik dalam sepekan terakhir.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studie Marwan Batubara terus memberikan kritikan kerasnya kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dipilih untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Marwan Batubara mengklaim kritikannya terhadap Ahok berdasarkan apa yang ia anggap sebagai fakta kebenaran.
Marwan Batubara bahkan menyebut dirinya sudah melaporkan kasus dugaan korupsi RS Sumber Waras tahun 2017 yang melibatkan Ahok.
Ia menyebut sebenarnya kasus itu sudah jelas bahwa ada pelanggaran yang terjadi.
"Saya melaporkan kasus itu ke KPK, dan kalau kita ingat, laporan BPK itu dibentuk atas perintah amanah konstitusi, itu sudah menemukan sebetulnya, pelanggaran hukum dan kerugian negara," ungkapnya.

Marwan Batubara menyayangkan saat itu Ahok dianggap tak terlibat sehingga tak dikenai hukuman.
"Tapi apa yang dilakukan? Itu dianggap, diserang dari mana-mana, bahwa 'Ini orang bermasalah nih yang mengaudit', seperti itu pembelaan terhadap Ahok," tuturnya.
Profil Marwan Batu Bara
Marwan diketahui adalah mantan General Manager PT Indosat. Dia juga duduk di kursi DPD pada tahun 2004.
Dilansir dari Wikipedia, Marwan Batubara menyelesaikan pendidikan dasar tahun 1967 dan SMP tahun 1970 di Delitua, Sumatra Utara. Ia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 3 Medan. Dengan dibantu seorang pamannya, Marwan berhasil menamatkan SMA tahun 1973.
Setelah menamatkan SMA, selama setahun ia bekerja di sebuah radio swasta, Alnora, Medan sebagai operator.
Pada tahun 1975 Marwan berkesempatan memperoleh beasiswa sekolah kedinasan di PT Telkom, Bandung, selama 2 tahun. Tamat dari sana, Marwan bekerja dan ditempatkan di Surabaya tahun 1977.
Pada tahun 1978 Marwan diperbantukan sebagai teknisi pada International Maintenance Center (IMC), Indosat, dan ditempatkan di Jakarta dengan tetap berstatus sebagai karyawan Telkom.

Di Jakarta Marwan mencoba mengikuti test masuk perguruan tinggi negeri, ketika itu masih bernama Perintis, dan diterima sebagai mahasiswa baru di Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT-UI).