Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat

Ketidakpedulian Terhadap Rumah Tuhan Menutup Berkat

Ada beberapa kemungkinan yang membuat orang tidak peduli lagi kepada gereja. Pertama, gereja dianggap tidak lagi mendengar mereka.

Editor: Aswin_Lumintang
https://goo.gl/J3P7Mi
Ilustrasi 

MTPJ 24-30 November 2019

TEMA BULANAN : “Firman Tuhan Penuntun Hidup Sejahtera Berkeadilan”
TEMA MINGGUAN :“Katidakpedulian Terhadap Rumah Tuhan Menutup Berkat”
BACAAN ALKITAB: Hagai 1:1-2:1a
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Renungan: Persembahan yang Berkenan
Renungan: Persembahan yang Berkenan (Istimewa)

Ada beberapa kemungkinan yang membuat orang tidak peduli lagi kepada gereja. Pertama, gereja dianggap tidak lagi mendengar mereka.

Contohnya: orang yang berpindah golongan atau agama menuntut sesuatu yang lebih dari gereja. Kedua, adanya beban hidup yang terlampau berat. Krisis kehidupan membuat mereka mengabaikan gereja, seperti yang terjadi pada orang-orang yang putus asa. Mereka menjadi apatis dan jenuh bergereja.

Ketiga, orang yang haus akan kekayaan dan jabatan. Kekayaan dan jabatan dianggap segala-galanya dengan motto “time is money”, maka gereja hanya menjadi pelengkap hidup saja. Keempat, kemajuan zaman di era milenial ini, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak orang menghabiskan waktunya dengan smartphone, sehingga orang tidak mau lagi bergereja karena dapat mendengarkan khotbah dari media elektronik.

ilustrasi
ilustrasi ()

Gereja sebagai “Rumah Tuhan”, tidak hanya dipahami sebatas bangunan fisiknya saja, melainkan menunjuk pada pribadi dan persekutuan orang percaya. Karena itu gereja harus bertumbuh dan berkembang baik bangunannya sebagai tempat di mana misi Allah digumuli dan dikerjakan maupun iman orang-orang percaya yang ada di dalamnya.

Jika warga jemaat tidak peduli lagi dengan gereja, bagaimanakah orang percaya dapat menjalankan panggilan gereja, untuk bersekutu, bersaksi dan melayani? Ketidakpedulian bukan hanya merusak kesaksian gereja, tapi juga menutup atau menjauhkan jemaat dari berkat-berkat-Nya. Melalui sorotan tema “Ketidakpedulian Terhadap Rumah Tuhan Menutup Berkat” orang percaya digugah untuk mewaspadai kegagalan memahami misi Allah bagi umat-Nya dan keterkaitan antara ketidakpedulian dengan berkat Tuhan.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Hagai berarti ‘pesta’ atau ‘perayaan’. Nama ini memberi kesan bahwa mungkin ia dilahirkan pada hari raya, walaupun tak ada catatan yang mendukungnya. Hagai hanya dikenal melalui kitabnya dan disebut juga dalam kitab Ezra 5:1-2 dan 6:14. Ia memperkenalkan dirinya sebagai “Nabi Hagai” tanpa silsilah. Ia hidup sezaman dengan Zakaria dan Zerubabel sesudah pembuangan. Isu utama kitab Hagai adalah tentang pembangunan Bait Allah atau Rumah Tuhan. Inilah tugas yang harus dilakukan oleh sang nabi.

Menurut kesaksian Alkitab, semangat pembangunan rumah TUHAN, tidak berlangsung lama. Penolakan terhadap pembangunan rumah TUHAN datang dari suku-suku yang ada diperbatasan Israel. Mereka tidak menghendaki Israel kembali berjaya dan menjadi kuat dengan berdirinya rumah TUHAN. Kerajaan Persia yang dimasa raja Koresy amat mendukung pembangunan rumah Tuhan dan menjadi pelindung utama Israel, di masa raja-raja sesudahnya mulai bimbang atas janji-janjinya bagi orang Yahudi. Baru kemudian pada masa raja Darius, pengkajian dan izin terhadap pembangunan rumah Tuhan dilanjutkan.

Renungan
Renungan (WWW.THOUGHTCO.COM)

Menghadapi perlawanan dan penolakan ini, orang Yahudi mulai kehilangan semangat membangun rumah TUHAN dan lebih mengarahkan perhatian pada proyek-proyek yang lain. Akibatnya pembangunan rumah TUHAN tidak berjalan lancar atau dengan sengaja ditelantarkan. Perhatian orang Israel tidak lagi tertuju pada pembangunan rumah TUHAN, melainkan beralih pada pembangunan rumah mereka masing-masing dan berlomba-lomba mendapatkan tanah milik mereka. Mereka melupakan motivasi awal ketika kembali ke Yerusalem.

Menghadapi sikap apatis (tidak peduli, masa bodoh) dan pementingan diri sendiri ini, tampillah nabi Hagai untuk menegur dan mengingatkan mereka. Teguran nabi Hagai tidak seperti Yeremia dan Yehezkiel yang keras dan tanpa ‘basa-basi’. Penyampaiannya berupa pertanyaan dengan maksud mengingatkan kembali tanggung jawab mereka terhadap rumah TUHAN yang patut jadi prioritas utama : “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?”

Nabi Hagai mengkritisi orang-orang Yahudi dan mengajak mereka untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan yang mereka alami. Apa yang sedang terjadi? Mereka telah bekerja keras, tapi apa yang mereka peroleh? Hasil panen mereka sangat sedikit. Pekerjaan dan usaha pun menjadi sia-sia karena tidak dapat dinikmati. Makan tidak sampai kenyang, minum tidak sampai puas dan walaupun berpakaian tetap merasa kedinginan. Upah yang diperoleh seperti ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang. Cepat habis begitu saja tanpa tersisa.

Bagi Hagai, ini akibat prioritas yang salah. Bangsa Israel lebih mendahulukan kepentingannya sendiri, daripada mengutamakan dan menempatkan Allah di tempat yang utama. Mereka masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri, akibatnya rumah Tuhan terabaikan. Sepatutnya rumah Tuhan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan iman Israel. Rumah Tuhan melambangkan kehadiran Allah.

Jika rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan, bagaimana Tuhan dapat dimuliakan dengan benar? Maksudnya, membiarkan rumah Tuhan sama dengan menutup berkat yang disediakan-Nya (Band. Maleakhi 3:10). Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya. Kekeringan akan melanda ke atas negeri, gunung-gunung, gandum, anggur, minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah termasuk manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha. Sebaliknya bersikap peduli dan menopang pembangunan Rumah Tuhan akan menghadirkan berkat Tuhan. Ia tidak akan menutup pintu berkat-Nya bagi umat yang meresponi firman-Nya.

Suara kenabian Hagai menggerakkan semangat bupati, imam besar dan segenap bangsa Israel untuk membangun rumah TUHAN. Jaminan penyertaan dan berkat Tuhan pasti teralami dalam kehidupan umat Tuhan. Aku ini menyertai kamu, demikianlah Firman Tuhan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved