Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gaya Hidup Pasif Memicu Serangan Jantung

Perlu Anda ketahui, banyak yang meyakini penderita pria mengalami sakit pada bagian dada artinya terkena serangan jantung

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Ilustrasi terkena serangan jantung 

Ini menunjukkan gejala yang digambarkan oleh pasien tidak dipengaruhi oleh diagnosa. Ketiga, studi ini termasuk "populasi luas" pasien dengan dugaan serangan jantung.

"Studi yang mengandalkan populasi serangan jantung yang dikonfirmasi berisiko tidak termasuk banyak presentasi gejala," kata Ferry. Meski begitu, temuan ini tidak mengatakan jika ada gejala di luar deskripsi temuan ini, maka tidak disebut serangan jantung.

Menurut Ferry, gejala paling umum adalah sakit dada, namun rasa sakit juga bisa dirasakan di lengan, leher, punggung, maupun rahang. Beberapa pasien bahkan mengalami mual, muntah, berkeringat, nafas memendek, atau jantung berdebar. "Beberapa pasien mungkin mengalaminya tanpa gejala rasa sakit," kata dia.

Nyeri dada masih tetap merupakan gejala serangan jantung paling umum untuk wanita dan pria. Namun, 41 persen pria dan 23 persen wanita masih mengalami gejala atipikal seperti mulas, nyeri punggung, atau nyeri yang membakar atau menusuk.

Dengan kata lain, meskipun itu bukan gejala yang paling umum, masih ada persentase yang cukup besar dan kita tidak boleh mengabaikannya.

Bahkan jika pun kita tidak mengalami nyeri dada yang menusuk. Maka, jika mengalami salah satu gejala di atas, segeralah memeriksakan diri ke rumah sakit.

Mari Pahami Penyebab Serangan Jantung

1. Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga dua kali lipat. Menurut penelitian, orang yang merokok empat kali lebih mungkin untuk mengalami kematian karena penyakit jantung dan serangan jantung mendadak.

Merokok dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan arteri yang mengurangi suplai darah, dan jumlah oksigen yang tersedia, di seluruh tubuh. Oleh karena itu, segera hindari gaya hidup merokok.

Penelitian turut membuktikan bahwa satu tahun setelah berhenti, risiko serangan jantung atau stroke berkurang setengahnya.

2. Kolesterol tinggi

Kolesterol adalah zat berlemak yang dibawa ke seluruh tubuh dalam darah. Tubuh memproduksi sebagian besar kolesterol secara alami, dan ditemukan dalam beberapa makanan.

Ketidakseimbangan kolesterol dalam darah dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Koleterol darah yang terlalu menumpuk bisa menyebabkan penyumbatan dinding arteri.

Seiring waktu, hal ini bisa menyebabkan pengerasan pembuluh darah yang berakhir pada serangan jantung. Baca juga: Kecanduan Nikotin Setelah Berhenti Merokok? Ini Cara Mengatasinya

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved