Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Resensi Film

Maleficent: Mistress of Evil dan Pertarungan Antar-Kelas yang Membosankan dalam Film

Setelah sukses dengan live action Maleficent pada tahun 2014 kini Disney kembali membuat sekuelnya, Maleficent: Mistress of Evil

Penulis: Isvara Savitri | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Isvara Savitri
Poster Fillm Maleficent: Mistress of Evil di Cinemaxx Lippo Mall Kairagi, Minggu (10/11/2019). 

Adegan Pertarungan Antar Kelas yang Itu-itu Saja

Setelah perjamuan makan malam di Istana Ulstead yang berubah menjadi malapetaka dengan terkutuknya Raja John (Robert Lindsay), pertempuran dimulai.

Seperti film Hollywood pada umumnya, Disney tidak memberikan kesegaran baru dalam pertempuran antar-kelas ini.

Lagi-lagi perang diawali dengan kejatuhan rakyat kecil ke tangan para penguasa.

Hal tersebut ditunjukkan dalam adegan Maleficent yang terjatuh karena ditembak besi oleh pihak istana diselamatkan dalam keadaan tak berdaya oleh peri kegelapan yang kemudian dibawa ke markas.

2 Pendaki Gunung Klabat Ini Sakit dan Kelelahan, Begini Cara Basarnas Mengevakuasi

Di sana ia mengumpulkan cukup tenaga dan semangat untuk membantu meloloskan teman-teman peri lainnya yang terjebak dalam istana, ketika pernikahan Pangeran Phillip dan Aurora akan digelar.

Ratu Ingrith (Michelle Pfeiffer) yang menginisiasi perang ini sengaja menjebak para peri di dalam gereja agar bisa dimusnahkan, sehingga para penguasa yang digambarkan dengan manusia bisa hidup bebas tanpa gangguan para peri sebagai rakyat kecil.

Di akhir film sebagaimana biasanya film Hollywood terutama Disney, pertempuran seolah berakhir damai bagi kedua belah pihak.

Pendiri Nasdem Gelar Konferensi Pers Mengkritik, Bendahara Nasdem Datang Menggeruduk

Tetapi sutradara tampak tidak begitu mengapresiasi keberhasilan Maleficent yang memiliki peran besar dalam perang tersebut.

Malah cerita ini di akhir menyorot keberhasilan Pangeran Phillip dan Aurora yang sejatinya tidak melakukan apapun kecuali mengikat janji di pernikahan demi berdamainya kedua kerajaan, yakni Kerajaan Ulstead dan Moors.

Kurang matangnya konflik dalam film ini membuatnya tampak sama saja seperti film Hollywood pada umumnya: menawarkan win-win solution bagi konflik antar-kelas yang sejatinya tidak pernah ada.

Promo Menarik untuk Peringati Hari Pahlawan 2019, Cek Tanggalnya

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved