Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat
MTPJ 03-09 November 2019; Diusir dari Taman Kebahagiaan
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang termulia. Kepadanya dikaruniakan berbagai bentuk keistimewaan antara lain; otak sebagai alat
Tema Bulanan: “Firman Tuhan Penuntun Hidup Sejahtera Berkeadilan”
Tema Mingguan: “Diusir dari Taman Kebahagiaan”
Kejadian 3:1-24
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang termulia. Kepadanya dikaruniakan berbagai bentuk keistimewaan antara lain; otak sebagai alat berpikir dan pusat akal sehat, hati sebagai alat pertimbangan moral, pancaindra, kesehatan, kekuatan fisik, cerdik, dan terampil untuk mengusahakan dan menjalani kehidupan sesuai kehendak Pencipta Langit dan bumi serta segala kekayaannya dipercayakan untuk ditaklukkan dan dikuasai oleh manusia dengan tujuan untuk menjaga serta memelihara demi kehidupan yang bahagia dan sejahtera seluruh ciptaan.

Harmonisasi kehidupan alam semesta yang bahagia dan sejahtera akan lestari apabila dikelola dan dikerjakan dengan aturan firman Tuhan. Disegala lini kehidupan ini ada aturannya. Tanpa aturan atau hukum akan terjadi kekacauan yang merusak tatanan kehidupan.
Itulah sebabnya penyerahan kewenangan diikuti dengan pemberian aturan, yaitu firman Allah sebagai batasan untuk menjamin terselenggaranya kehidupan yang bahagia dan sejahtera di muka bumi ini. Pelanggaran terhadap aturan atau hukum adalah pemberontakan yang mengakibatkan kerusakan dan dapat mengacaukan sendi-sendi kehidupan.
Didunia ini adalah taman kehidupan yang memberikan kebahagiaan kepada umat manusia, akan tetapi di berbagai tempat di muka bumi ini masih terlihat kehidupan yang penuh kesusahan, penderitaan, kemiskinan, kemelaratan, kekerasan, penindasan, perkelahian dan lain-lain.
Melalui tema Diusir dari Taman Kebahagiaan, umat manusia dan warga gereja secara khusus hendak diingatkan pentingnya mendengar, memperhatikan dan menjalankan peraturan, hukum sebagai perwujudan ketaatan terhadap firman Tuhan, demi terciptanya kehidupan yang harmonis, sejahtera dan bahagia.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Setelah Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, menetapkan waktu dan menempatkan manusia di taman Eden, dimulailah sejarah tentang kehidupan manusia.
Perikop Kejadian 3:1-24 mengisahkan kejatuhan manusia ke dalam dosa yang mengakibatkan penghukuman dan pengusiran dari taman Eden. Didalam ruang dan waktu sejarah manusia hadirlah ular sebagai binatang yang paling cerdik (Ibr, Aruwm=cerdik, bijak, licik), yaitu perilaku yang berdasarkan naluri, dorongan keinginan tanpa pertimbangan, tanpa akal sehat, tanpa tujuan.
Ular itu menghampiri perempuan dan memulai percakapan yang berkembang menjadi suatu forum diskusi atau perdebatan yang mempersoalkan firman Tuhan, yaitu aturan/ hukum yang ditetapkan Allah untuk membatasi dan melarang manusia memakan buah pohon yang ada ditengah-tengah taman Eden.
Melalui suatu pertanyaan retoris memberi kesan binatang yang cerdik itu tahu sedikit isi firman Tuhan. Pertanyaan itu seakan memperlihatkan sikap yang meragukan kebenaran dan dan membenarkan keraguan:
“Tentulah Allah berfirman semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya bukan? Pertanyaan itu sangat efektif merangsang aspek kognitif (pengetahuan) si perempuan untuk membantah, meluruskan dan mengedukasi. “lalu sahut perempuan itu, buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan.” Namun bantahan itu gagal manusia perempuan itu kurang lengkap dan tepat mengutip dan mengaplikasikan Firman Tuhan.