Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rekomendasi Manado Kukuhkan Airlangga: Bamsoet Tetap Maju di Munas

Posisi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto semakin kukuh menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUN MANADO/ANDREW PATTYMAHU
Tetty Paruntu Dukung Airlangga Hartarto Lanjutkan Kepemimpinan 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Posisi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto semakin kukuh menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar Desember 2019. Airlangga bersaing dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk memperebutkan posisi nomor satu di Golkar.

Rakyat Masih Nasionalis: Begini Hasil Survei LSI

Ketua Umum Kosgoro 1957 Agung Laksono menjadi perwakilan Ormas Tri Karya Golkar (Kosgoro 1957, SOKSI, MKGR) untuk membacakan tiga poin 'Rekomendasi Manado' hasil Konsolidasi Nasional Ormas Tri Karya di Grand Kawanua Convention Center, Kota Manado, Jumat (1/11/2019) malam.

Pembacaan rekomendasi itu (lihat grafis) disaksikan langsung Airlangga yang didampingi Ketua DPD Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu sebagai tuan rumah.

Menurut Agung, Ormas Tri Karya akan sepenuhnya mendukung, memperjuangkan dan memenangkan Airlangga sebagai Ketum Golkar periode 2019-2024. Konsolidasi yang dihadir petinggi Golkar di antaranya Azis Syamsudin, Theo Sambuaga, Zainudin Amali, Akbar Tanjung dan Agus Gumiwang itu berlangsung penuh keakraban. Hadir pula semua ketua DPD I Golkar dari Indonesia timur, ketua provinsi Kosgoro 1957, SOKSI, MKGR dan ribuan kader Golkar.

DPD Golkar Sulawesi Utara ikut memberikan mendukung kepada Airlangga untuk melanjutkan kepemimpinan menahkodai partai berlambang beringin pada Munas bulan depan.

Ketua Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu mengatakan, dukungan terhadap Menteri Perekonomian Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 ini sudah disepakati sejak beberapa waktu lalu.

Prabowo-Puan Lawan Kubu Anies: Gerindra-PDIP Makin Lengket

"Selain mendukung untuk melanjutkan kepemimpinan pada periode selanjutnya, Golkar Sulut juga mendukung Pak Airlangga sampai akhir masa periode 2019 ini," kata Bupati Minahasa Selatan ini, Minggu (3/11/2019).

Menurutnya, Sulut punya 16 suara saat Munas di DPP nanti. Ada 15 berasal dari ketua-ketua DPD kabupaten/kota dan satu suara suara provinsi atau DPD I Sulut.

Tetty, sapaannya, menambahkan dalam Pileg dan Pilpres 2019, Airlangga sudah mendukung penuh pengurus di daerah. Untuk itu, Tetty mengajak para senior Golkar saling membantu dan mendukung dalam membesarkan partai.

"Karena memang tidak mudah membawa Golkar pada peringkat kedua di tingkat nasional ketika partai ini harus melewati beberapa persoalan baik internal maupun eksternal," ujar dia.

Jelang Munas, suhu politik di internal Golkar kembali memanas. Kubu penantang, Bamsoet memastikan tetap akan maju mencalonkan diri sebagai calon ketua umum (caketum) Golkar meski sudah duduk di kursi Ketua MPR.

Hal ini kembali ditegaskan oleh salah satu pendukung Bamsoet, Wakil Koordinator Bidang Kepartaian DPP Golkar, Darul Siska. Ia telah beberapa kali mengonfirmasi kepastian maju itu kepada Bamsoet. "Pak Bamsoet dipastikan maju sebagai calon ketua umum dalam Munas Partai Golkar yang akan datang. Saya sudah beberapa kali mengonfirmasi hal tersebut kepada beliau," ujar Darul, Minggu (3/11/2019).

Menurut Darul, Bamsoet tetap akan maju dalam Munas karena terus mendapat dukungan dari sejumlah DPD I dan DPD II Golkar, maupun beberapa ormas sayap partai. "Beliau mendapat dorongan yang kuat dari pemegang hak suara Munas Golkar, yaitu ketua DPD Partai Golkar provinsi, kabupaten dan kota, dan ormas partai," ucap Darul.

Harga Sayur di Pasar Ini Relatif Stabil Jelang Hari Natal

Menurut dia, jabatan Ketua MPR yang diberikan Golkar kepada Bamsoet bukan menjadi penghalang untuk tidak maju dalam Munas Golkar. Dia mengatakan, kursi Ketua MPR juga didapat karena ada persetujuan dari seluruh fraksi yang ada di DPR.

"Bamsoet terpilih sebagai Ketua MPR karena diusulkan oleh Partai Golkar, mendapat dukungan dari 9 fraksi dan kelompok anggota DPD pada waktu sidang MPR beberapa waktu yang lalu," ucapnya.

Darul mengungkap, Bamsoet memang pernah menyatakan tidak akan maju di Munas, setelah diberi jabatan Ketua MPR. Bamsoet juga mengamini akan meredam gejolak Golkar saat pemilihan pimpinan dewan itu.

Ketua MPR Bambang Soesatyo
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ISTIMEWA)

"Memang beliau (Bamsoet) pernah menyatakan mendukung ketua umum (di Munas Golkar mendatang) dan cooling down untuk ikut menciptakan suasana menghadapi agenda politik nasional yaitu pelantikan DPR, DPD, presiden dan wakil presiden," ucap Darul.

Namun, kini Bamsoet berubah pikiran mengingat dukungan terhadapnya masih besar untuk maju dalam Munas. "Jika sekarang beliau menyatakan maju jangan diartikan bahwa beliau tidak konsisten atau tidak punya integritas.

Beliau maju justru mengalahkan ego pribadi karena diminta oleh jajaran partai untuk mengemban tugas yang lebih besar yaitu membesarkan dan memenangkan Partai Golkar pada pilkada dan pemilu yang akan datang," jelasnya.

Darul menambahkan, beberapa pengurus DPD I dan II Partai Golkar yang mendukung Bamsoet itu karena alasan ingin Airlangga fokus mengemban tugas sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di Kabinet Indonesia Maju.

"Beberapa pimpinan partai di daerah yang menemui tim Bamsoet menyatakan ingin agar Ketum Golkar Airlangga fokus dengan tugas menteri dan sukses mengemban amanat sebagai Menko Perekonomian membantu presiden karena sukses atau gagal beliau berimbas pada citra partai di mata masyarakat," paparnya.

Di sisi lain, menurut Darul, jika memang ada kesepakatan antara Bamsoet dengan Airlangga, maka komitmen kesepakatan itu bisa gagal karena demi kepentingan partai yang lebih besar.

"Seandainya ada kesepakatan antara Bamsoet dan Ketua Umum Golkar, maka hal tersebut bisa batal demi kepentingan yang lebih besar, apalagi keputusan yang menyangkut masa depan Golkar tidak berada di tangan beliau berdua," tutupnya. 

Dr Fanley Pangemanan, Pengamat politik dan pemerintahan Sulut
Dr Fanley Pangemanan, Pengamat politik dan pemerintahan Sulut (Istimewa)

Kelihatan Adem di Publik

Dr Fanley Pangemanan, Pengamat Politik dari Universitas Sam Ratulangi menilai, dinamika politik jelang Munas Partai Golkar menjadi perhatian publik akhir-akhir ini. Lepas dari itu, dalam pengamatan saya, Golkar saat ini telah memberikan sumbangsih politik strategis di masa kepemimpinan kedua Jokowi.

Tradisi demokrasi di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh dinamika politik dari Golkar sehingga lahir pemimpin bangsa Indonesia yang punya hubungan emosional kuat dengan Golkar.

Namun dinamika demokrasi itu tidak menutup peluang hadirnya persoalan di tubuh Golkar, terutama dinamika konflik menjelang Munas. Tapi lagi-lagi, sebesar apapun konflik yang terjadi di dalam tubuh Golkar, mereka tidak kehabisan ide untuk maju dalam demokrasi di Indonesia. Golkar juga tidak kehabisan stok pemimpin politik di Indonesia.

Sementara itu, terkait dengan dilaksanakannya Munas Golkar pada awal Desember 2019, aliran dukungan menguat buat incumbent (petahana) Airlangga Hartarto. Wujudnya adalah kekuatan sayap yang dinamakan Tri Karya Golkar sepakat untuk mempertahankan Ketum Airlangga.

Argumentasi politik saya sedehana saja, karena beliau mampu mengatur terpaan badai krisis tampuk ketua. Kita tahu bahwa kurun lima tahun belakang terjadi gonta ganti ketuanya.

Lalu, standar berikut adalah ketika Golkar dapat berdiri di podium kedua pemenang Pemilu 2019. Hasil ini tentu diukir oleh satu tangan dingin sang Airlangga.

Namun ada juga yang tak enak mestinya diantisipasi Golkar.
Hal ini bisa saja menjadi faktor kemelut di tubuh internal Golkar dan bagian dari momentum Munas nanti.

Pertama dalam hal tata kelola partainya (pengelolaan partai), sejak 2014 sampai sekarang, karena konflik internal muncullah dualisme kepemimpinan. Setelah dualisme itu mereda, muncul lagi isme-isme yang lain.

Kedua, persoalan komunikasi bagi elite partai terhadap kader kader partai secara struktural, fungsional di dalam tubuh partai politik, baik dari lingkaran politik maupun dari pimpinan pusat ke pimpinan daerah.

Sebenarnya partai Golkar itu relatif sangat komunikatif, relatif sangat akomodatif dari sisi komunikasi, baik dari tingkat pusat, maupun ke tingkat daerah. Relatif dari sisi komunikatif itulah yang membuat situasi teduh terhadap proses politik dalam Golkar.

Tapi kenapa diinamika itu mengarah pada konflik? Gejala ini bisa jadi karena proses elite partai mengalami kemandegan atau mengalami kesumbatan atau diistilahkan mengalami stagnasi atau mungkin bisa jadi tidak ada komunikasi sehingga struktur partai di daerah bagaikan gunung es.

Di publik kelihatan adem, tapi coba kita masuk ke dalam, akan terlihat bagaimana yang sebenarnya. Itulah persoalan komunikasi. Ketiga, persoalan leadership dalam partai, sangat menentukan. Karena di negara barat, leadership itu merupakan simbol dari partai politik sehingga mampu bertahan.

Sehingga kalau elite partai tidak mampu memberikan edukasi yang baik secara politik pada kader.

Sehingga relatif meskipun partai besar, maka dia dianggap partai partaian, dianggap besar dari situasi politik, namun dalam proses lobi politik, dia (partai tersebut) tidak dianggap lagi dalam perpolitikan nasional.

"Rekomendasi Manado" dijadikan momentum membawa kembali
Airlangga Hartarto untuk memimpin Golkar ke depan. Hasil keputusan dari para 138 Ketua Golkar yang masuk dalam Tri Karya bulat mengusung nama Airlangga. (tribun/kmc/dru)

REKOMENDASI MANADO

1.Ormas Tri Karya apresiasi setinggi-tingginya kepada Ketua Umum Partai Golar Ir Airlangga Hartarto yang sudah membawa kejayaan bagi Partai Golkar

2. Mendukung penuh Ir Airlangga Hartarto dalam Munas Desember 2019

3. Mendukung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin serta Kabinet Indonesia Maju dalam percepatan pembangunan nasional

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved