Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Meiriana Lebih Memilih Menggunakan Cadar Daripada Menjadi Pegawai Negeri Sipil, Jika Disuruh Pilih

Wacana pelarangan celana cingkrang dan cadar yang diusulkan oleh Menteri Agama, Fachrul Razi mendapat respon dari Aparatur Sipil Negara (ASN)

TRIBUNMANADO/HANDHIKA DAWANGI
Tujuh wanita bercadar berjejer di Depan Megamall Manado menghadap jalan raya, Rabu (23/5/2018) pukul 17.00 Wita 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wacana pelarangan celana cingkrang dan cadar yang diusulkan oleh Menteri Agama, Fachrul Razi mendapat respon dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di sejumlah daerah.

ASN dari sejumlah daerah tidak setuju dengan wacana pelarangan celana cingkrang dan cadar tersebut. 

Bahkan ada ASN yang memberikan jawabannya jika memang harus memilih Cadar dan status pekerjaannya.

Tanggapan tidak setuju itu datang dari beberapa Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Aceh dan Banten.

Meiriana, seorang ASN di Aceh mengaku lebih memilih untuk menggunakan cadar, seperti dilansir oleh BBC Indonesia, Jumat, (1/10/2019).

"Jika harus memilih antara [menjadi] Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan cadar, maka saya memilih menggunakan cadar," kata Meiriana.

"Ini merupakan sunah Rasul, dan saya sudah menggunakan cadar selama lebih dari 10 tahun," tambah Meiriana

Meiriana adalah seorang Staf Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Banda Aceh.

Ia menyatakan bahwa penggunaan atribut pakaian seperti cadar dan celana cingkrang adalah pilihan yang menurutnya ia pakai untuk memenuhi ajaran agama.

Meiriana menambahkan bahwa cadar dan celana cingkrang tidak ada hubungan dengan keamanan nasional.

"Masalah radikalisme adalah masalah ideologi, bukan masalah cadar atau celana cingkrang. Jadi saya mengecam pernyataan menteri agama," kata Meiriana.

Senada dengan Meiriana, seorang ASN, Marzuki yang bekerja di Dinas Satpol Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (WH), - sebuah lembaga yang mengawasi pelaksanaan syariat Islam - di Aceh, menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara celana cingkrang dan urusan radikalisme atau keamanan nasional.

Menurut Marzuki hal tersebut dilakukan karena Sunah Rasul dan dianjurkan agama.

"Orang-orang radikal itu yang bermasalah adalah ideologinya bukan pakaiannya. Menggunakan celana cingkrang memudahkan kita menjaga pakaian dari najis," kata Marzuki, yang menggunakan celana cingkrang.

Tidak Ada Hubungan

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved