Menjabarkan Trilogi Pembangunan
MTPJ 27 Oktober-02 November 2019: ” Anak-Anak Allah Hidup dalam Kebenaran”
Tema minggu ini tentang Anak-anak Allah hidup dalam kebenaran didasari oleh keprihatinan terhadap kehidupan warga jemaat
Menjabarkan Trilogi Pembangunan-MTPJ 27 Oktober-02 November 2019
Tema Bulanan: ” Firman Tuhan Penuntun Hidup Sejahtera Berkeadilan”
Tema Mingguan: ” Anak-Anak Allah Hidup dalam Kebenaran”
1 Yohanes 2:28-3:10
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tema minggu ini tentang Anak-anak Allah hidup dalam kebenaran didasari oleh keprihatinan terhadap kehidupan warga jemaat yang tidak konsisten melakukan kebenaran dalam perjuangan hidupnya di dunia ini.

Berhadapan dengan berbagai pilihan hidup yang disertai dengan konsekwensinya, menantang anak-anak Allah menunjukkan identitasnya untuk tetap berbuat benar. Namun yang justru nampak adalah sikap permisif (serba membolehkan) dan sikap konformis (menyesuaikan cara hidup).
Sikap permisif adalah pandangan dan cara hidup yang membolehkan atau mengizinkan individu melalukan segala sesuatu sedangkan sikap konformis merupakan gejala yang muncul ketika individu menyesuaikan perilakunya dengan perilaku kelompok di sekitarnya. Sikap ini dapat mengaburkan identitas orag percaya sebagai anak-anak Allah.
Anak-anak Allah seharusnya hidup dalam kebenaran tetapi pada kenyataanya banyak orang yang terlena dengan kesenangan dunia ini. Mereka hidup dalam ketidakbenaran dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan, kedudukan dan sebagainya.
Melalui bacaan Alkitab dari 1 Yohanes 2:28-3:10 penulis menyapa orang percaya dengan sebutan anak-anakku dan menasihati mereka untuk tinggal dalam Kristus dengan melakukan kebenaran.
Ajakan ini kiranya menuntun kita sebagai anak-anak Allah untuk tetap hidup di dalam kebenaran sekalipun berhadapan dengan berbagai konsekwensinya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
1 Yohanes 2:28-3:10 ditulis pada akhir abad pertama, ketika jemaat berusaha merumuskan pengakuan iman tentang Yesus Kristus sebagai Anak Allah dan manusia. Dimasa itu, beredar ajaran sesat yaitu decetisme (Yunani, dokein – seolah-olah atau nampaknya). Ajaran ini menolak kemanusiaan Yesus, mereka berpendapat bahwa Allah yang suci tidak mungkin mendiami tubuh manusia yang kotor.

Menurut ajaran ini, Kristus hanya seolah-olah hidup dalam daging dan yang disalibkan adalah tubuh maya-Nya. Pandangan ini mereduksi nilai pengorbanan Kristus yang sungguh-sungguh menderita disalib untuk menebus dosa manusia. Karena apabila Kristus tidak sungguh-sungguh menjadi manusia, maka tidak ada pendamaian bagi dosa-dosa manusia.
Jemaat Kristen yang disapa sebagai anak-anakku, dinasihati agar tinggal di dalam Kristus, yaitu tetap teguh beriman kepada-Nya karena Ia adalah benar dan orang yang berbuat kebenaran lahir dari-Nya.
Tiga hal penting yang dimiliki oleh mereka yang tinggal di dalam Kristus, yaitu: