Kabinet Menteri
Menteri Zainudin Amali, Sebuah Tanda Tanya Lain di Balik Target Besar Kemenpora
Dalam konteks sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, mampukah Zainudin mencapai target-target yang dibebankan?
Kekecewaan pemain Timnas Indonesia usai dikalahkan Timnas Malaysia pada ajang kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Begitulah kalah seperti bukan lagi hal yang luar biasa bagi sepak bola Indonesia. Terutama dalam persaingan di ruang lingkup internasional. Kalah sudah menjadi perkara yang biasa-biasa saja.
Malah ada yang sudah sampai pada tingkat kepasrahan ekstrim, menganggap ketidakberdayaan sepak bola Indonesia adalah semacam takdir.
Seturut ilmu hakekat, takdir diturunkan Tuhan, dan Indonesia ditakdirkan untuk tidak berharap pada sepak bola. Siapa berani menggugat?
Atau siapa berani membelokkan takdir Tuhan? Tidak ada, dan oleh sebab itu, Indonesia mesti menerima takdirnya.
Kepasrahan seperti ini tentu hanya milik kelompok-kelompok yang sudah terlanjur sangat pesimistis.
Di luar mereka masih banyak yang mengusung asa. Masih banyak yang berharap suatu ketika kelak sepakbola Indonesia akan berjaya.
Masih banyak yang yakin lantaran pada dasarnya Indonesia menyimpan banyak bakat.
Iya, benar, Indonesia berbakat. Bahkan bisa dibilang penuh bakat.
Anak-anak Indonesia sangat bisa bersaing di level internasional. Jangankan sekadar Asia Tenggara, mereka mampu berbicara di tingkat dunia.
Lalu pertanyaannya, kenapa setelah sampai ke jenjang senior, pesepak bola-pesepak bola berbakat tadi berubah melempem?
Saat masih sama-sama berusia 18, Hansamu Yama Pranata bertarung dengan Hwang Hee-chan.
Pada 12 Oktober 2013, Hansamu, palang pintu Tim Nasional U-19 Indonesia, membuat striker Korea Selatan ini mati kutu. Indonesia menang 3-2.
Enam tahun berselang, Hwang Hee-chan bermain di Liga Champions Eropa.
Klubnya, Red Bulls Salzburg berhadapan dengan Liverpool. Hwang Hee-chan mencetak satu gol dengan mengelabui benteng raksasa Liverpool; pemain tim nasional Belanda dan peraih Ballon d'Or, Sergio van Dijk.
Sementara, Hansamu, kita tahu tidak bergeser ke mana-mana.
Kenapa perbedaan yang kontras begini bisa terjadi? Untuk mencapai target Jokowi, Pak Menteri harus lebih dulu menjawab misteri ini.(t agus khaidir)
#Menteri Zainudin, Sebuah Tanda Tanya Lain
• Mantan Suami Jadi Menteri, Wina Natalia Ucapkan Selamat: Selamat Bekerja Ayah Wishnutama
• Nadiem Makarim, Johnny G Plate, Teten Masduki Tak Salami Ibu Negara hingga Wapres Maruf Amin
• Mendikbud Nadiem Makarim Tak Salami Wapres Maruf Amin saat Terima SK Menteri, Tonton Videonya
Tonton:
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Menteri Zainudin, Sebuah Tanda Tanya Lain
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/zainudin-amali-46457575.jpg)