Kabinet Menteri
Menteri Zainudin Amali, Sebuah Tanda Tanya Lain di Balik Target Besar Kemenpora
Dalam konteks sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, mampukah Zainudin mencapai target-target yang dibebankan?
Bagaimana pengalamannya di organisasi kepemudaan? Zainuddin pernah masuk dalam jajaran elite Gema Kosgoro dan AMPI.
Jadi sekali lagi, pakemnya tidak berubah. Seperti para pendahulunya, Jokowi condong ke pemuda ketimbang olahraga.
Sampai di sini mengemuka lelucon. Dari warganet, tentunya. Menurut mereka, Pak Menteri Zainudin adalah menteri pemuda yang bukan pemuda. Beliau terlalu tua untuk jadi menterinya orang muda. Benarkah demikian?
Berdasarkan UU RI Nomor 40/2009 tentang Pemuda, kategori pemuda adalah tiap orang yang berusia 16 sampai 30 tahun.
Zainudin, September lalu, genap berusia 57. Lewat tengah baya jelang masuk kelompok larut senja. Ia bahkan merupakan yang tertua dibanding menteri-menteri terdahulu.
Abdul Gafur, pada hari pertama menjabat masih berusia 44. Akbar Tanjung lebih muda setahun dari Gafur.
Haryono Isman lebih muda lagi, 38 tahun. Mahadi Sinambela? 52. Sama dengan usia Maladi saat ditunjuk Sukarno.
Termuda adalah Adhyaksa Dault dan Imam Nachrowi, 41 tahun. Sedangkan Andi Mallarangeng dan Roy Suryo masing-masing 46 dan 45 tahun.
Usia Zainuddin dua kali lipat + 5 tahun dari Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, Menteri Belia dan Sukan Malaysia. Di media sosial, sempat pula ada yang membanding-banding. Pembandingan yang kocak: selain tua kalah tampan juga.
Namun memang faktor keberhasilan bukan usia apalagi ketampanan. Melainkan kecakapan dalam bekerja.
Dalam konteks sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, mampukah Zainudin mencapai target-target yang dibebankan?
Jokowi secara langsung telah menegaskan satu target. Di hadapan wartawan yang menyiarkan momentum perkenalan menteri kabinet baru ke seluruh penjuru Tanah Air, Jokowi bilang," sepak bolanya, Pak."
Ada satu anekdot terkait sepak bola dan kekalahan dan hubungannya dengan Indonesia.
Berasal dari satu adegan ikonik sinetron Si Doel Anak Sekolahan, saat keluarga Betawi ini berziarah ke makam leluhur yang ternyata sudah berubah jadi Stadion Gelora Bung Karno.
Tatkala "ritual" mereka dipaksa berhenti dan mereka dihalau lantaran lapangan hendak digunakan tim nasional Indonesia berlatih, Babe Sabeni, ayah Si Doel yang diperankan Benyamin Sueb, mengucapkan kalimat yang kedengaran lucu tapi sesungguhnya sangat nyelekit: "latihan melulu menangnya kagak!"
			:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/zainudin-amali-46457575.jpg)