Massa Buruh dan Wakapolda Joget Bersama
Gedung DPR RI di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10), kembali menjadi sasaran unjuk rasa. Kemarin, giliran kelompok buruh
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Gedung DPR RI di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10), kembali menjadi sasaran unjuk rasa. Kemarin, giliran kelompok buruh dengan jumlah ribuan orang menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPR RI, komplek Parlemen.
Namun, unjuk rasa massa kali ini berlangsung dengan aman dan tertib. Bahkan, unjuk rasa massa diakhir dengan joget bersama massa buruh dan aparat kepolisian dengan alunan musik.
Massa buruh yang berunjuk rasa di depan komplek Parlemen di Jakarta pada Rabu kemarin, tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Usai menyuarakan tuntutan selama sekitar tiga jam, sebagian massa berbaur dengan ratusan polisi yang berjaga.
Baca: Larang Menteri Ambil Putusan Strategis: Ini Bocoran Kabinet Jokowi
Para buruh dan polisi berfoto bersama. Mereka juga berjoget sambil mendengar lagu daerah. Bahkan, Wakil Kapolda Metro Jaya, Brigjen Wahyu Hadiningrat, berbaur dengan massa dan larut ikut bergoyang.
Saat lagu yang diputar selesai, mereka menghela kecewa dan minta agar musik diputar kembali. "Yah, mainkan lagi dong," teriak salah satu polisi kepada supir di mobil orator.
Aksi joget bersama tak berlangsung lama. Setelah 20 menit, baik massa buruh maupun polisi membubarkan diri. Massa buruh berjalan menuju kendaraan mereka. Sementara itu, pihak kepolisian yang terdiri dari Brimob dan Sabhara kembali berjaga di sekitar komplek DPR/DPD/MPR RI.
Selain di Jakarta, aksi unjuk rasa serupa juga dilakukan massa buruh di 10 kota besar lainnya di Indonesia. Bahkan, unjuk rasa massa buruh di depan Gedung DPRD Jawa Tengah diakhiri dengan salaman dan joget bersama ala Tiktok diiringi lagu "Entah Apa yang Merasukimu".
Lagu itu sendiri merupakan penggalan dari lagu berjudul Salah Apa Aku yang dipopulerkan band asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, ILIR7.
Sejumlah polwan dan anggota Brimob bersama para buruh bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti panduan peserta aksi di atas mobil komando.
Pengamat Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, mengapreasi unjuk rasa massa buruh yang berakhir dengan damai, termasuk joget bersama di antara kedua pihak.
"Demonstrasi kalau sudah ada komunikasi yang baik antara demonstran dan pemangku kebijakan, pasti jauh dari anarkis. Karena kedua belah pihak sama-sama ingin titik temu dari kepentingan masing-masing, bukannya ekspresi kekerasan yang akhirnya merugikan semua pihak," ujar Ari.
Pemandangan itu berbeda dengan unjuk rasa kelompok mahasiswa,pelajar dan elemen masyarakat lainnya di sekitar Gedung DPR beberapa hari terakhir, yang kerap berakhir dengan kericuhan dan tindakan anarkis.
Baca: Surya Paloh Tertawa Tanggapi Sikap Megawati
Menurutnya, seharusnya unjuk rasa mahasiswa dan pelajar tidak anarkis, bahkan bisa lebih damai dari demo yang dilakukan oleh buruh.
Ia menilai tak heran apabila banyak muncul dugaan di masyarakat bahwa aksi-aksi anarkistis yang terjadi bersamaan unjuk rasa kelompok mahasiswa telah ditunggangi kelompok tertentu. "Apalagi kerusakan dan gangguan keamanan yang ditimbulkan sudah membuat jengkel banyak orang," ujarnya.