Gantung Diri
Pengakuan Pacar Briptu Nofrianto Mona, Pacaran 2 Tahun dan Putus 10 September
"Saya kaget mendengar informasi bahwa Nofrianto meninggal dunia dengan cara begini," ujarnya dihadapan penyidik Polsek Wanea, Jumat (27/09/2019).
Penulis: Tirza Ponto | Editor: Maickel Karundeng
Kapolsek Wanea Kompol Hamsy, mengatakan bahwa kedatangan wanita MM hanya melengkapi keterangan di Polsek.
"Sudah diambil keterangan, dan setelah itu dipulangkan. Sementara itu untuk jenazah Briptu Nofrianto Mona sudah dibawa ke kampung halamamnya," ujar Kapolsek. (Juf)
Baca: Ranking UFC Conor McGregor Terjun Bebas, Digeser Petarung Perempuan
Baca: Benny Wenda Ternyata Hadir di Sidang Umum PBB, Kesaksian Mantan Tokoh OPM: Topik Sudah Kedaluwarsa
Baca: Ayah Briptu Nofrianto Mona Tiba di Ruang Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Ayub Mona, ayah dari almarhum Briptu Nofrianto Mona, langsung mencium kening putranya yang terbaring kaku di peti jenazah di Ruang Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Karombasan, Manado, Jumat (27/9/2019).
Matanya berkaca-kaca, ia tak bisa menyembunyikan kesedihan setelah mengetahui sang anak telah pergi untuk selama. Nofrianto, Satres Narkoba Polda Sulut itu ditemukan tak bernyawa dalam posisi tergantung pada seuntas tali di Asrama Polisi (Aspol) Pakowa, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Kamis (26/9/2019) pukul 21.30 Wita.
Polisi masih menyelidiki motif di balik peristiwa itu, namun ada dugaan pria kelahiran Beo, Kabupaten Kepulauan Talaud, 9 November 1989 itu mengalami tekan berat. Sebelum ditemukan meninggal, alumni Universitas Sam Ratulangi ini diduga membakar kamar tempat tinggal pacarnya di Kelurahan Tumumpa, Kecamatan Tuminting, Manado.
“Kehilangan seorang anak tentunya sangat berat, apalagi seorang anak yang sudah menjadi salah satu anggota Polri,” kata Ayub kepada tribunmanado.co.id di Rumah Sakit Bhayangkara, Karombasan, Jumat kemarin. Kata Ayub, keluarga memang kehilangan seorang anak tertua dari tiga kakak beradik. "Kami hanya bisa ikhlas, karena apa yang sudah terjadi, tidak bisa kita kembalikan lagi," ujarnya.
Lanjut sang ayah, pemilik nama lengkap Nofrianto Yusuf Lauren Sasube Mona sangat akrap dengan keluarga. "Bahkan dia tidak pernah bermasalah dengan keluarga. Di depan kami, dia orangnya santai saja, tidak tegang," katanya.
Kata Ayub, antara dia dan almarhum sangat dekat. "Kalau dia telepon, kami berdua sering bercanda seperti sahabat," bebernya. Setahu Ayub, selama ini, almarhum tidak pernah memiliki masalah. "Dia tidak pernah bilang kalau dia ada masalah pribadi, setiap kali telepon dia terdengar tidak ada masalah," ungkapnya.
Sang ibu tidak datang ke Manado karena sangat drop usai mendapatkan kabar ini. "Ibu Nofrianto menunggu di Talaud, hanya saya yang datang dari Talaud naik pesawat ke Manado," ucapnya.
Ayub juga menceritakan, almarhum pernah kuliah di Unsrat. "Iya, jadi sebelum dia masuk anggota Polri, pada tahun 2007 dia kuliah di Unsrat, Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Politik dan wisuda tahun 2011," kata Ayub.
Lanjutnya, setelah wisuda, almarhum mencari beberapa pengalaman kerja sebelum masuk anggota Polri. "Dia nanti mendaftar calon anggota Polri tahun 2015 dan lulus jadi anggota Polri," bebernya.
Dikatakan Ayub, bahwa selama menjadi anggota Polri, almarhum Briptu Nofrianto Mona tidak pernah buat kesalahan. "Dia kakak dari 2 adiknya, selama bertugas ini, kami keluarga tidak penah mendapat kabar kalau dia membuat kesalahan," ujarnya.
Briptu Nofrianto ditemukan anggota Propam Polda Sulut dalam kondisi sudah meninggal. Posisi tubuhnya tergantung pada seuntas tali nilon di atas tempat tidur kamar belakang asrama Aspol C 40 . Pada pukul 23.00, mobil jenazah Bid Dokpol Polda Sulut mengevakuasi jenazah ke RS Bhayangkara.
Dugaan sementara, almarhum mengakhiri hidupnya karena tekanan mental seusai berselisi paham dengan pacar. Ditambah lagi ia akan diproses di Polda Sulut setelah dilaporkan sang pacar. Informasi yang didapat tribunmanado.co.id, Kamis (26/9/2019) sore, almarhum pergi membakar kamar pacarnya di Kelurahan Tumumpa.