Kabar Papua
Benny Wenda Ternyata Hadir di Sidang Umum PBB, Kesaksian Mantan Tokoh OPM: Topik Sudah Kedaluwarsa
Pemerintah Australia menyatakan prihatin dengan kerusuhan yang terjadi dan akan terus memantau situasi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Benny Wenda, Pentolan separatis OPM, menghadiri Sidang Majelis Umum PBB pada Pekan Ini
Benny Wenda sibuk melobi agar komisioner HAM PBB dapat berkunjung ke Papua.
Pemerintah Indonesia telah menuduh Benny Wenda berada di balik kerusuhan di Propinsi Papua dan Papua Barat yang meletus sejak Agustus lalu hingga saat ini.
Pemerintah Australia menyatakan prihatin dengan kerusuhan yang terjadi dan akan terus memantau situasi.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengisyaratkan bahwa rangkaian kerusuhan ini terkait dengan momentum pertemuan tahunan Dewan HAM PBB di Jenewa serta Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Namun tuduhan itu telah dibantah, baik oleh Benny Wenda maupun oleh Sebby Sambom, jurubicara West Papua National Liberation Army, sayap militer Gerakan Papua Merdeka.
Dalam wawancara dengan stasiun TV SBS Australia, Benny Wenda mengaku sedang berada di New York untuk mengupayakan jalan bagi kunjungan Komisioner HAM PBB ke tanah airnya, Papua.
"Pesan saya ke masyarakat internasional, kami sangat membutuhkan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk masuk ke Papua," ujarnya.
Hal itu, katanya, didorong oleh pertimbangan krisis kemanusiaan yang kini terjadi di sana.
Laporan resmi versi Pemerintah RI mengenai kerusuhan terbaru di Wamena menyebutkan lebih dari 32 orang tewas, kebanyakan warga pendatang.
"Total sudah 32 korban tewas sampai malam ini. Yang ditemukan hari ini terbakar, ditemukan di puing-puing rumah," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Candra Dianto, seperti dikutip Kompas.com, Rabu (25/9/2019) malam.
Dikatakan bahwa sebagian besar korban itu ditemukan dalam keadaan hangus terbakar, serta apa pula yang terkena sabetan benda tajam, panah, dan benda tumpul.

Minta dukungan dar Australia
Semakin meningkatnya kekerasan dan jumlah korban tewas di Papua mendorong kelompok separatis untuk meminta bantuan masyarakat internasional termasuk Australia.
Menurut Benny Wenda, aksi di Wamena dan Jayapura tadinya berlangsung damai namun aparat keamanan Indonesia menindakinya secara keras sehingga menimbulkan pertumpahan darah.