Sejarah Indonesia
Beberkan Fakta Sebenarnya Hasil Visum 7 Jenderal Korban G30S, dr Lim Dimarahi Anak Jenderal
Gerakan 30 September (G30S) 1965 adalah tragedi yang membuat luka mendalam bagi negara Indonesia.
Luka tembak keluar: 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di perut kiri, 1 di paha kanan belakang.
Luka tidak teratur: 2 di belakang daun telinga kiri, 1 di kepala belakang, 1 di tungkai kiri bawah bagian luar, 1 di tulang kering kiri.
Kekerasan tumpul: tulang rahang atas dan bawah.
D.I Panjaitan
Luka tembak masuk: 1 di alis kanan, 1 di kepala atas kanan, 1 di kepala kanan belakang, 1 di kepala belakang kiri.
Luka tembak keluar: 1 di pangkal telinga kiri.
Kondisi lain: punggung tangan kiri terdapat luka iris.
P. Tendean
Luka tembak masuk: 1 di leher belakang sebelah kiri, 2 di punggung kanan, 1 di pinggul kanan.
Luka tembak keluar: 2 di dada kanan.
Luka tidak teratur: 1 di kepala kanan, 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di puncak kepala.
Kondisi lain: lecet di dahi dan pangkal dua jari tangan kiri.
Membuat putri jenderal marah
Salah satu anggota tim forensik yang berusaha membeberkan apa yang sebenarnya terjadi pada para jenderal yang menjadi korban G30S adalah dr. Lim Joe Thay.
Terkadang ia prihatin, karena ada bagian keping sejarah yang salah dan tak pernah berusaha diluruskan, tapi terus beredar di masyarakat.
Lim pun menjadi salah satu yang paling gigih dalam mengungkapkan fakta kebenarannya.
Namun, akibat kegigihannya itu, Lim juga pernah ditelepon oleh salah satu putri korban.
Lim dimarah-marahi karena dianggap berusaha menghilangkan kenyataan telah terjadi penyiksaan terhadap para jenderal.
Lalu munculnya quote sakti itu dari dr. Lim, “Meluruskan fakta sejarah tidak akan mengurangi derajat kepahlawan para Pahlawan Revolusi.”
Arikel ini telah tayang di intisari online dengan judul Pencungkilan Mata dan Pemotongan Alat Vital di Film G30S/PKI Ternyata Tak Sesuai dengan Hasil Forensik