Sejarah Indonesia
Beberkan Fakta Sebenarnya Hasil Visum 7 Jenderal Korban G30S, dr Lim Dimarahi Anak Jenderal
Gerakan 30 September (G30S) 1965 adalah tragedi yang membuat luka mendalam bagi negara Indonesia.
lalu ada tiga dari Ilmu Kedokteran Kehakiman UI, Prof. dr. Sutomi Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay.
Mereka bekerja delapan jam dari sore 4 Okotber sampai 5 Okober 1945 dini hari di kamar mayat RSPAD.
Dari identifikasi itu, tim berkesimpulan, para jenderal tersebut mendapat penyiksaan sebelum dibunuh dan dikubur dalam sumur tua di Lubang Buaya.
Tapi, ada fakta baru, tidak ditemukan sama sekali bukti bahwa mereka dicungkil matanya dan dipotong penisnya.
Kebanyakan tembakan dan tusukan
Pada visum memang tertulis kondisi biji mata beberapa korban terlihat kempis dan keluar.
Tapi menurut dr. Djaja Surya Atmadja, dokter ahli forensik FKUI, hal itu disebabkan oleh pembusukan jenazah.
Baca: Intip Penampilan Terbaru Maia Estianty Pakai Hijab Syari saat Umrah Bersama Suami
Baca: Bergaya Kasual, Nagita Slavina Tampil Pakai Baju Putih Polos, Harga Bajunya Fantastis!
Baca: Musikologi Series di Manado, Ketika Ratusan Pemusik Milenial Belajar tentang HKI
Berbeda jika mata sengaja dicungkil, karena pasti akan terdapat luka, tusukan, atau tulang yang patah di sekitar mata.
Kondisi kemaluan para korban juga tertulis semuanya utuh.
Buktinya bisa diketahui ada empat penis dikhitan dan tiga penis yang tidak.
Luka korban berdasarkan visum
Seperti apa hasil visum sebenarnya dari para korban perisriwa G30S? Simak paparannya berikut ini!
Achmad Yani
Luka Tembak masuk: 2 di dada kiri, 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di garis pertengahan perut, 1 di perut bagian kiri bawah, 1 perut kanan bawah, 1 di paha kiri depan, 1 di punggung kiri, 1 di pinggul garis pertengahan.
Luka tembak keluar: 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di punggung kiri sebelah dalam.