Berita Terkini
Diperiksa KPK, Imam Nahrawi Berpeluang Langsung Kenakan Rompi Orange, Ini Penjelasannya
Imam Nahrawi dimintai keterangannya dalam kapasitas sebagai tersangka suap dana hibah KONI dari Kemenpora dan penerimaan gratifikasi.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, Jumat (27/9/2019) besok akan menjalani pemeriksaan oleh Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Imam Nahrawi dimintai keterangannya dalam kapasitas sebagai tersangka suap dana hibah KONI dari Kemenpora dan penerimaan gratifikasi.
Febri Diansyah mengatakan, pihaknya berharap Imam Nahrawi kooperatif untuk memenuhi panggilan penyidik.
Namun, Febri enggan berspekulasi Imam akan langsung ditahan atau tidak usai pemeriksaan.
"Kami harap yang bersangkutan (Imam) bisa hadir dalam pemeriksaan,"ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Namun dari beberapa pejabat Negara, tak sedikit yang langsung mengenakan rompi orange dan ditahan di Rumah Tahanan ( Rutan) KPK, usai menjalani pemeriksaan perdana.
Berikut Penjelasannya:
Setya Novanto
Ketua DPR Setya Novanto mengaku tak menduga dirinya yang masih dirawat langsung dijemput dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan ditahan penyidik KPK.
Novanto menjalani pemeriksaan perdana selaku tersangka dan tahanan kasus dugaan korupsi e-KTP elektronik di Gedung KPK, usai dijemput dari RSCM.
Meski masih merasa belum sehat, Novanto mengaku mengikuti proses hukum dirinya oleh KPK.
Rencananya, Novanto akan ditahan di Rutan KPK. Seperti diketahui, status Novanto memang sudah menjadi tahanan KPK. Penahanan Novanto dimulai sejak 17 November 2017 hingga 6 Desember 2017.
"Saya tadi juga nggak nyangka bahwa malam ini saya pikir masih diberi kesempatan untuk recovery," kata Novanto usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Senin (20/11/2017)

Adapun KPK memburu Novanto setelah yang bersangkutan berkali-kali tak memenuhi panggilan KPK, baik sebagai saksi maupun tersangka kasus korupsi proyek e-KTP.
Dalam kasus ini, Novanto bersama sejumlah pihak diduga menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau korporasi.