Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gas Air Mata

Ternyata, Gas Air Mata Sudah Digunakan Sejak Puluhan Tahun Lalu Pada Perang Dunia ke II

Ternyata gas air mata sudah digunakan sejak bertahun-tahun sebelumnya. Gas air mata bahkan digunakan saat perang.

(KOMPAS.COM/DEWANTORO)
Seorang polisi menembakkan gas air mata ke arah massa aksi yang berhamburan setelah rusuh di depan gedung DPRD Sumut, Selasa sore tadi (24/9/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ternyata gas air mata sudah digunakan sejak bertahun-tahun sebelumnya. Gas air mata bahkan digunakan saat perang.

Gas air mata ini adalah granat berisi gas yang selain digunakan pada perang juga bertujuan mengendalikan huru hara.

Sejarah pada Agustus 1914, para tentara Perancis menembakkan granat berisi gas kepada prajurit Jerman di kawasan perbatasan.

Perang yang disebut sebagai “Battle of the Frontiers” itu menjadi momen di mana gas air mata digunakan di berbagai belahan dunia.

Granat berisi gas tersebut merupakan buah karya ahli kimia Perancis.

Tujuan dibuatnya granat tersebut adalah untuk mengendalikan huru-hara, dan tujuan tersebut tidak berubah sampai saat ini.

Situs berita The Atlantic mengatakan, granat berisi gas tersebut digunakan untuk membuat mundur barikade.

Baca: Menjadi Buta Bahkan Sudah Ada Yang Meninggal Karena Gas Air Mata, Awalnya Sesak Napas

Baca: Karena Dipicu Cinta Segitiga, Mahasiswi Ini Terancam Hukuman Tujuh Tahun Penjara, Buat Laporan Palsu

Baca: Nama-Nama Perwira Tinggi TNI Yang Dimutasi, Tiga Pati Pimpin Komando Gabungan Wilayah Pertahanan

Facebook Tribun Manado :

Gas tersebut menimbulkan beragam reaksi seperti sakit mata, masalah pernafasan, iritasi kulit, pendarahan, bahkan kebutaan.

Granat berisi gas tersebut kemudian dikenal sebagai tear gas (gas air mata), atau lachrymator.

Situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahan utama dalam gas air mata adalah halogen sintetis, cairan yang bisa ditembakkan lewat beberapa senjata seperti granat dan spray.

Semenjak ditemukan, keberadaan gas air mata menjadi “musuh” bagi para tentara.

Hampir bisa dipastikan para tentara akan meninggalkan pimpinan dan jenderalnya saat ditembakkan gas air mata.

Adalah Amos Fries, pemimpin dari Chemical Welfare Service US Army mengembangkan teknologi agar gas air mata bisa digunakan tak hanya di medan perang.

Dia pula yang membayar pengacara dan pebisnis untuk membuat pasar komersial gas air mata dan mempublikasikannya lewat media massa.

Baca: VIRAL, Pegawai KPK Ikut Demonstrasi Bersama Mahasiswa, Nitizen: Diganti Orang Berintegritas

Baca: Pasangan Selingkuh Bertengkar Saling Menyalahkan Saat Digerebek Sat Pol PP, Salah Pilih Lokasi

Baca: Unjuk Rasa Hingga Malam Hari, Ratusan Pelajar Diamankan, Tak Hanya SMA, Ada Juga Yang Masih SMP

Instagram Tribun Manado :

“Lebih mudah dihadapkan dengan peluru dibanding dengan gas yang tak kasat mata,” begitu katanya saat itu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved