NEWS
Menjadi Buta Bahkan Sudah Ada Yang Meninggal Karena Gas Air Mata, Awalnya Sesak Napas
Gas air maata dapat menyebabkan kebutaan jika terkena dari arah dekat. Bahkan bisa mengakibatkan kematian bagi yang terkena
TRIBUNMANADO.CO.ID - Polisi terus memukul mundur massa pada kerusuhan yang kembali pecah di sekitar Gedung DPR pada Rabu (25/9/2019).
Polisi pun menembakkan gas air mata ke arah kerumunan pelajar yang berdemo. Akibat kejadian ini, salah seorang siswa SMK Sumpah Pemuda harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat RS Pelni, Petamburan.
Kepala pejar tersebut terkena (tembakan) gas air mata dan robek.
Namun tidak hanya luka robek saja, gas air mata bisa menyebabkan sesak napas, lemas hingga pingsan, seperti yang dialami para mahasiswa dalam demo kemarin.
Gas air mata yang terbawa angin juga bisa sampai ke pemukiman warga di sekitar area kericuhan dan menganggu kenyamanan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efek dari gas air mata, terutama efek jangka panjangnya.
Dilansir dari Gizmodo, 14 Agustus 2014, gas air mata sebetulnya dirancang hanya untuk bekerja sementara waktu dan menghilang tanpa efek permanen.
Baca: Karena Dipicu Cinta Segitiga, Mahasiswi Ini Terancam Hukuman Tujuh Tahun Penjara, Buat Laporan Palsu
Baca: Nama-Nama Perwira Tinggi TNI Yang Dimutasi, Tiga Pati Pimpin Komando Gabungan Wilayah Pertahanan
Baca: Pasangan Selingkuh Bertengkar Saling Menyalahkan Saat Digerebek Sat Pol PP, Salah Pilih Lokasi
Facebook Tribun Manado :
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Toxicological Reviews pada 2013 mencapai konklusi bahwa "tidak ada bukti kalau individu yang sehat akan mengalami efek kesehatan jangka panjang dari paparan CS (senyawa 2-chlorobenzalmalononitrile dalam gas air mata) di ruang terbuka".
Namun, memang ada beberapa kasus di mana paparan gas air mata dapat meninggalkan efek permanen.
Dalam demonstrasi di Mesir pada 2013, misalnya, 37 orang meninggal karena sesak napas setelah gas air mata dilepaskan di dalam kendaraan mereka.
Laporan untuk demonstrasi yang sama juga mengungkapkan adanya korban-korban yang menjadi buta, luka parah atau meninggal karena terkena tembakan gas air mata dari jarak dekat.
Paparan gas air mata yang berlebihan juga dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, dan bila terkena mata bisa menyebabkan kebutaan.
Lalu, pada orang-orang dengan penyakit asma, gas air mata bisa memicu gangguan pernapasan yang membutuhkan perawatan panjang.
Sven-Eric Jordt, seorang profesor farmakologi dari Yale University School of Medicine yang mempelajari cara kerja gas air mata secara neurologis, berkata bahwa ada cukup banyak contoh di mana orang-orang mengalami luka bakar parah (akibat gas air mata), terutama di ruang tertutup atau di jalanan yang kanan kirinya gedung-gedung tinggi.
"Warga yang hidup di sekitar Tahir Square di Kairo yang mendapat banyak gas air mata telah mengalami paparan jangka panjang, yang menyebabkan masalah pernapasan. Paparan jangka panjang sangat bermasalah," ujarnya.
Baca: Refli Harun Pastikan Revisi UU KPK Menghilangkan OTT: Itu Kecerobohan Luar Biasa
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Untuk Kamis 26 September 2019, Ada Daerah Yang Diguyur Hujan
Baca: Ikut-ikutan Demonstrasi, Seorang Pelajar Dilabrak Ayahnya: Ngaku ke Sekolah Ya
Instagram Tribun Manado :