Lifestyle
5 Mitos Tentang Vitamin dan Kebenarannya, Jangan Salah Lagi!
Berikut ini mitos-mitos tentang vitamin yang seharusnya tidak kita percayai lagi, dilansir dari the healthy
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mengonsumsi vitamin yang tidak tubuh kita butuhnya bisa membahayakan, tak sekadar buang-buang uang.
Berikut ini mitos-mitos tentang vitamin yang seharusnya tidak kita percayai lagi, dilansir dari the healthy.
Mitos: siapa saja bisa mendapatkan manfaat dari multivitamin
Pada awal 1900-an, penyakit defisiensi vitamin tidak pernah terdengar sebelumnya, namun dewasa ini, Anda sangat tidak mungkin menjadi sangat kekurangan.
Sebagian besar makanan kemasan diperkaya vitamin. Tentu, sebagian besar dari kita dapat melakukannya dengan beberapa porsi produk harian, tetapi banyak yang tidak bisa menggantikan.
Baca: 7 Minuman Pengganti Kopi yang Bikin Mata Melek, dari Matcha tea Hingga Kombucha
Baca: 10 Cara Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga, dari Sauna Hingga Konsumsi Kacang-kacangan
Baca: 10 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula dan Susu, Bersihkan Perut Hingga Antioksidan Bagi Tubuh
"Multivitamin mungkin mengandung dua lusin bahan — tetapi tanaman memiliki ratusan senyawa bermanfaat lainnya," kata Marian Neuhouser, PhD, dari program pencegahan kanker di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle, WA.
"Jika Anda hanya mengambil multivitamin, Anda kehilangan banyak senyawa yang dapat memberikan manfaat."
Mitos: multivitamin dapat menggantikan pola makan yang buruk
Satu penelitian di Archives of Internal Medicine melihat temuan dari Women's Health Initiative, sebuah studi jangka panjang terhadap lebih dari 160.000 wanita paruh baya.
Data menunjukkan bahwa peminum multivitamin tidak lebih sehat daripada mereka yang tidak meminum pil, setidaknya ketika memiliki penyakit besar, seperti kanker, penyakit jantung, stroke.
"Bahkan wanita dengan diet buruk pun tidak terbantu dengan mengonsumsi multivitamin," kata penulis studi Dr. Neuhouser.
Mitos: vitamin C menangkal pilek
Pada 1970-an, peraih Nobel Linus Pauling mempopulerkan gagasan bahwa vitamin C dapat mencegah masuk angin.
Saat ini, toko obat penuh dengan pengobatan berbasis vitamin C. Tapi jangan sampai terseret ke hype.
Pada 2013, para peneliti menganalisis rakit studi yang berlangsung beberapa dekade dan melibatkan lebih dari 11.000 subjek untuk sampai pada kesimpulan yang mengecewakan: