Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Obor Pemuda GMIM, Renungan 12 September 2025, Kolose 3:12-14, Kasih, Pengikat yang Mempersatukan

Obor pemuda GMIM, renungan Jumat 12 September 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Kolose 3:12-14.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
OBOR PEMUDA GMIM - Renungan Jumat 12 September 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Kolose 3:12-14. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Obor pemuda GMIM, renungan Jumat 12 September 2025.

Pembacaan alkitab terdapat pada Kolose 3:12-14.

Tema perenungan hari ini adalah Kasih, Pengikat yang Mempersatukan.

Khotbah:

Setiap tukang bangunan tahu: bahan sekuat apa pun tetap bisa runtuh tanpa semen yang kokoh. Paulus mengatakan bahwa kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 

Artinya, semua karakter rohani yang telah disebut sebelumnya seperti kelemahlembutan dan kesabaran harus dibungkus oleh kasih. Kasih bukan sekadar perasaan lembut atau romantis, tapi keputusan aktif untuk menerima, memberi, dan memaafkan.

Tanpa kasih, komunitas Kristen hanya jadi organisasi kosong yang mudah retak oleh konflik kecil yang juga begitu rapuh dan tidak tahan uji apalagi dengan pola hidup dizaman digital ini.

Begitu mudah komunitas termasuk keluarga dan anak muda untuk jatuh dalam pencobaan. Maka diperlukan sebuha Persekutuan yang kuat dan diikat oleh kasih Kristus.

Sobat obor, dari sisi teologi Reformed, kasih sejati hanya mungkin tumbuh dalam orang-orang yang telah mengalami kasih Allah terlebih dahulu. Kita tidak bisa menciptakan kasih dari diri sendiri.

Sebagai orang pilihan, kita memiliki Roh Kudus yang bekerja menanam dan menumbuhkan kasih dalam hati kita. Maka tidak heran Paulus menyambung kasih dengan damai sejahtera Kristus yang memerintah hati kita.

Damai ini bukan hanya ketenangan batin, tapi pemerintahan Kristus yang mengatur relasi kita dengan sesama, dalam tubuh Kristus yang satu.

Sobat obor, di tengah zaman yang penuh drama, persaingan, dan pertengkaran, kasih menjadi barang langka.

Bahkan dalam komunitas pemuda gereja, seringkali lebih mudah menjauhi yang berbeda daripada menyatukan hati.

Namun kita dipanggil untuk tetap mengasihi bukan karena sesama kita sempurna, tapi karena kita sama-sama telah diampuni. Mari jadi anak muda yang jadi “pengikat”, bukan “peretak”.

Mari bangun persekutuan yang tidak berdasarkan selera, tapi berdasarkan kasih Kristus yang menyatukan semua orang yang percaya. Amin.

Sumber: sobatobor.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved