Viral Medsos
FAKTA Kisah Nyata KKN di Desa Penari yang Viral, Cerita 2 Mahasiswa yang Tewas di Sebuah Desa
Cerita horor KKN di Desa Penari viral setelah dibagikan oleh akun Twitter @SimpleM81378523 secara berseri.
Kata 'Cuk' sendiri memang lazim digunakan oleh orang-orang di Surabaya yang awalnya makian namun berubah makna menjadi 'sapaan akrab' sesama teman.
Baca: Hindari 6 Jenis Sayuran Ini Bagi Anda Penderita Asam Urat, Cegah Sebelum Terlambat
Baca: Urus Kerusuhan Papua: Simak Wawancana Khusus dengan Wiranto
Baca: Informasi Terbaru Penemuan Jasad Pria Dalam Mobil Terbakar, Ini Identitasnya
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Sementara untuk lokasi kabupaten tempat KKN banyak yang berdebat antara Bondowoso ataukah Banyuwangi.
Kenapa Bondowoso atau Banyuwangi?
Ini berdasarkan percakapan antara Widya dan Ayu.
"Nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, di sebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk dikerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita).
Penulis juga menyebutkan desa tempat KKN tersebut dengan inisial W, "sampailah mereka di Desa W****, tempat mereka akan mengabdikan diri selama 6 minggu ke depan"
Lokasi tempat KKN tersebut menurut penulis juga letaknya tak jauh dari sebuah hutan atau alas berinisial D.
"Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S"
Hutan D banyak yang menduga itu merupakan hutan Dadapan yang letaknya berada di Kabupaten Bondowoso.
Viralnya cerita KKN di Desa Penari membuat netizen bersepekulasi dimana lokasi-lokasi tersebut.
Akun Facebook Eko Bambang Visianto satu diantara yang menyebutkan analisinya:
Kunci pertama adalah, harus disepakati bahwa "kisah nyata" tersebut terjadi di Jawa Timur yang dikuatkan dengan penggunaan kata "REK' atau "AREK" sejak cerita dimulai. No debate for this.
Kunci kedua adalah, para mahasiswa KKN itu adalah dari kampus di kota S yang sudah bisa dipastikan adalah Kota Surabaya. Salah satu petunjuk adalah cuplikan kisah versi Widya (bagian 1) sebagai berikut:
"Cuk. sepedaan tah" kata Wahyu, spontan. Saat itu ada yang aneh entah disengaja atau tidak, ucapan yang dianggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat Wahyu.