Anggota DPR Hitungan Menit di Depan Pagar: Gagal Temui Mahasiswa Papua
Rombongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat gagal menemui mahasiswa-mahasiswa Papua di asrama mahasiswa
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rombongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat gagal menemui mahasiswa-mahasiswa Papua di asrama mahasiswa Papua di Tambaksari, Surabaya, Rabu (21/8). Mereka hanya hitungan menit di depan asrama mahasiswa Papua lalu pergi ke tempat lain.
Mereka tiba menumpang mobil Toyota Alphard warna hitam pukul 11.33 WIB. Mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di seberang jalan asrama.
Baca: Pengolahan Baterai Jadi Kunci Kendaraan Listrik
Beberapa saat kemudian dua pria berjalan keluar dari mobil berjalan ke depan pagar asrama. Mereka adalah dua anggota DPR dari Papua.
Pagar asrama dalam kondisi tertutup rapat. Di pagar terpasang spanduk bertuliskan 'Siapapun yang datang kami tolak!'.
Seorang di antara mereka kemudian mengangkat telepon seperti menghubungi seseorang. Seorang lainnya memanggil mahasiswa dari luar pagar. Panggilan tersebut tidak mendapatkan respons.
Seperti dikutip dari Surya Online (grup Tribun Network), tak sampai lima menit berselang dua anggota DPR tersebut beranjak kembali ke arah mobil. Di dalam mobil ada Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon. Turut dalam rombongan itu adalah anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDI-P Jimmy Demianus Ijie S dan anggota DPR RI Komisi VI Fraksi Partai Gerindra Steven Abraham.
Jimmy Demianus Ijie mengakui rencana kunjungannya ke asrama tersebut gagal. "Hari ini kami ingin kita bertemu dengan mereka bukan berarti gagal. Ini kesempatan yang tertunda saja," katanya, Rabu (21/8).
Baca: Cak Imin Empat Periode Pimpin PKB
Lagi pula ia mengakui kedatangan rombongannya terbilang dadakan. Sehingga besar kemungkinan itu menjadi sebab bagi para penghuni asrama enggan membukakan pintu.
"Karena kami pun datang tiba-tiba mungkin kami akan kembali dan mempersiapkan lagi," jelasnya.
Dia akan berusaha menemui mereka dengan berbagai cara, termasuk menggunakan pendekatan adat. "Kami tetap akan mengupayakan dengan cara-cara pendekatan adat untuk bertemu dengan mereka," jelasnya.
Jimmy paham betul tipikal orang Papua yang lazim menyelesaikan berbagai masalah menggunakan pendekatan adat. "Karena kalau di Papua, orang merasa malu itu, harus ditebus, harus dibayar gitu dan bayarannya mahal," tukasnya.
Rencananya Jimmy bersama rombongan akan kembali lagi ke Jakarta untuk merembukkan hal ini. "Jadi mohon maaf ya kami kembali dulu, kami bicarakan dengan internal kami di Jakarta, lalu kembali lagi di Surabaya," pungkasnya.
Kecewa Gagal Bertemu
Willem Wandik, anggota DPR RI yang juga anggota Tim Pemantau Otonomi Khusus, mengaku kecewa karena rombongannya ditolak masuk ke Asrama Mahasiwa Papua di Jl Kalasan, Surabaya, Rabu (21/8). Politikus Partai Demokrat itu menyebutkan sikap seperti itu tidak ia temukan dulu saat ia masih menghuni asrama di Jalan Kalasan. Willem mengaku pernah menghuni asrama tersebut selama lima tahun saat masih menempuh studi di Surabaya.
"Menurut pengalaman saya, dulu kami sebelumnya welcome dan terbuka pada masyarakat. Kami bersosialisasi dengan warga sekitar, aktivitas lancar biasa. Tentu saya pikir selama ini juga mahasiswa di sana juga seperti itu, tidak membatasi diri mereka," kata Willem usai bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Grahadi.