NEWS
Mengenal Sejarah Cap Tikus dan Istilah Pancing Dulu hingga Anggapan Orang Bisa Tingkatkan Nafsu
Mulai dari pembuatan, penyajian, rasa, takaran, hingga tak afdal jika kita tak membahas soal sejarah awal mula cap tikus itu ada hingga dikenal.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Sebelum krisis global, macam-macam minuman seperti bir, jenerver, anggur dan cognac diimpor dalam jumlah besar ke Minahasa.
Orang-orang Minahasa rupanya menggemari minuman-minuman ini.
Namun, karena menurunnya impor minuman keras, maka cap tikus meningkat pesat.
Daripada mengimpor minuman keras orang Minahasa lebih memilih minuman rakyat cap tikus, demikian tulis De Tijd.
Cara Mengukur Kadar Cap Tikus
Wartawan De Tijd melaporkan bagaimana warga di Minahasa mendemonstrasikan kadar alkohol kepada mereka.
Cairan cap tikus ditumpahkan sedikit lalu dibakar.
Cairan tersebut mengeluarkan api.
Jika habis terbakar, maka itu tanda kualitasnya bagus.
De Indische Courant dalam laporannya edisi 7 Juli 1937 menyebutkan, cap tikus dikenal luas sebagai minuman keras Minahasa.
Cap tikus ini diperoleh dari hasil menyuling air nira, adopsi teknologi penyulingan alkohol di Jawa.
Disebutkan sampai tahun 1937, tempat penyulingan cap tikus milik rakyat terdapat di hampir semua kampung di Minahasa.
Captikus Dikaitkan dengan Kebakaran yang Melanda Kompleks Pasar Ikan Manado
Januari 1938, Captikus dikaitkan dengan kebakaran yang melanda kompleks Pasar Ikan Manado.
Peristiwa itu diberitakan Het Vaderland, koran berbahasa Belanda pada edisi 5 Februari 1938.