Suka Duka Guru
Guru Honorer Tinggal di Toilet Bersama Keluarga, Digaji Rp 350 Ribu Setiap Bulan
Belum semua guru sudah 'menemui' yang namanya sejahtera. Guru honorer di Indonesia misalnya. Sebagian besar masih jauh dari kata sejahtera.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum semua guru sudah 'menemui' yang namanya sejahtera.
Guru honorer di Indonesia misalnya. Sebagian besar masih jauh dari kata sejahtera.
Bisa kita temukan ada banyak kisah yang menceritakan semangat perjuangan dari guru honorer dari berbagai penjuru di Indonesia.
Nining Suryani (44), satu di antaranya. Dia adalah pejuang guru honorer di Indonesia.
Kisahnya memprihatinkan.
Baca: Steve Emmanuel Tahu Siapa Pemilik Kokain 92.04 Gram yang Sebenarnya, Pengacara Ungkap Sosok Aslinya
Baca: Pihak Steve Emmanuel Ungkap Siapa Pemilik Kokain 92.04 Gram yang Sebenarnya, Peluang untuk Direhab
Baca: Heboh, Daftar Menteri Jokowi 2019-2024, Mahfud MD Jaksa Agung, Erick Tohir Menpora, Ini Respon TKN
Baca: Tas Serta Kardus Berisi Uang Miliaran Rupiah Berserakan di Rudis Gubernur Kepri
Baca: KPK Nantikan TGPF Ungkap Temuan Baru Kasus Novel Basweda, Laode Harapkan Identitas Pelaku
Selama dua tahun guru honorer bernama Nining Suryani (44) ini tinggal bersama keluarganya tinggal di WC sekolah tempatnya mengabdi.
Dia tinggal bersama suami dan dua anaknya.
WC tersebut berada di lingkungan sekolah dan sehari-hari masih dipakai oleh guru dan siswa. Oleh Nining dan suaminya, Ebi Suhaebi (46), sebagian WC tersebut lalu dimodifikasi.
Baca: Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Partai Gerindra, Keterangannya Tak Nyambung
Baca: Sebelum Jokowi Dilantik Presiden, Pemerintah akan Urus Kepulangan Habib Rizieq
Baca: Gaya Hidup Mewah Mantan PM Malaysia, Sehari Habiskan Rp 11 Miliar untuk Beli Perhiasan
Baca: VIRAL! Bak Bintang K-Pop, Kambing Ganteng Ini Punya Jambul dan Rambut Menawan juga Pandai Berpose
Baca: Petugas KPK Temukan Uang Miliaran Berserakan di Rumah Dinas Gubernur
Mereka lalu menambah ruangan lain di sebelahnya untuk kamar dan tempatnya berjualan jajanan sekolah.
"Bekas WC jadi tempat masak, kalau tidur di samping WC, ada ruangan dibangun bantuan dari kepala sekolah," kata Nining di SDN Karyabuana 3, Cigeulis, Senin (15/7/2019).
Menurut Nining, semua berawal saat rumahnya roboh karena lapuk.
Lantaran tidak ada pilihan lain, dia meminta izin pihak sekolah menggunakan WC sekolah untuk tinggal sementara.
Awalnya, pihak sekolah sempat melarang, tetapi akhirnya mengizinkan lantaran tidak ada lagi tempat untuk Nining dan keluarga tinggal.
"Kepala sekolah membantu belikan kayu, saya dan suami yang bangun. Alhamdulillah bisa nyaman tinggal di sini," ujar dia.
Menerima Gaji Rp 350 Ribu Per Bulan
Nining mengaku tidak bisa menyewa rumah dengan kondisi keuangan yang minim.
Gaji sebagai guru honorer sebesar Rp350.000 tidak cukup untuk menyewa rumah.
Bahkan, untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja masih kurang.
Sementara itu, suaminya hanya bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu.
"Gaji saya sebagai guru hanya Rp350.000, cair tiga bulan sekali," kata ibu beranak dua ini.
Kedua anaknya hanya pulang sesekali.
Anak pertamanya kerja di Jakarta, sedangkan yang kedua bersekolah di MTs sekitar 40 km dari Cigeulis.
Nining berharap, gajinya sebagai guru bisa naik, apalagi dia sudah mengabdi sebagai guru selama 15 tahun.
Ibu dua anak ini punya alasan khusus mengapa tetap bertahan sebagai guru honorer kendati gajinya kecil.
Dia masih menyimpan harapan untuk diangkat menjadi PNS dan mendapat penghasilan yang sesuai dengan pengabdiannya.
"Kalau enggak diangkat juga enggak apa-apa, setidaknya ada kebijakan dari pemerintah berapa kenaikan per bulan.
Mau kecil mau besar saya ikhlas terima," kata Nining.
Sayangnya, tahun demi tahun berlalu, status Nining belum naik juga.
Berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk kuliah lagi untuk mendapatkan gelar sarjana.
Nining mengaku sempat merasa putus asa dan menyerah.
Apalagi usianya saat ini sudah melebihi batas ambang persyaratan menjadi PNS.
Sempat pula tebersit niat untuk berhenti mengajar, tapi urung mengingat salah satu anaknya masih perlu biaya sekolah.
"Anak saya yang kedua sekarang masih sekolah di pesantren, tiap bulan butuh biaya," kata dia.
Cita-cita Nining
Sebelum tinggal di toilet sekolah, Nining tinggal di sebuah rumah petak di dekat sekolah.
Namun, dua tahun lalu rumah tersebut roboh lantaran sudah lapuk.
Keinginan Nining kini hanya satu, dia bisa punya tempat tinggal sendiri yang layak sehingga bisa ditinggali oleh keluarga kecilnya.
Sekretaris Camat Kecamatan Cigeulis Encep Hadikusuma mengaku prihatin dengan keadaan Nining yang tinggal di sekolah.
Dia mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan akan memindahkan Nining ke tempat yang layak.
Kami sudah sepakat dari pihak kecamatan dan guru-guru untuk membuatkan rumah, secepatnya akan dibangun," kata dia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Miris Guru di Banten Tinggal di WC Sekolah Bersama Suami dan 2 Anaknya"
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Haru Guru Honorer Nining Suryani, Tinggal di WC Sekolah Bersama Suami dan Dua Anaknya