Pakai Mobil Mewah: Begini Cara Densus 88 Tangkap Teroris Jaringan Internasional
Densus 88 Antiteror Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap lima terduga teroris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
"Ada beberapa warga yang tadi sempat mengambil gambar saat penggerebekan terjadi. Namun kemudian mereka didatangi petugas dan diminta untuk dihapus," kata Sugianto, saksi mata.
Mantan Intelijen Jamaah Islamiyah Ahli Bom
Densus 88/Antiteror Polri bersama Polda Jawa Barat telah menangkap pria inisial PW, terduga teroris di Hotel Adaya, Jalan Raya Kranggan, Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (29/6). PW ditangkap bersama MY, istrinya, serta seorang laki-laki lainnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan PW pernah memegang posisi penting bidang intelijen dalam struktur organisasi Jamaah Islamiyah (JI), jaringan organisasi teroris internasioanl Al Qaeda, tahun 2000-an.
Kemudian PW menjabat sebagai pimpinan atau amir JI setelah organisasi tersebut dibubarkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. "Setelah JI dinyatakan dibubarkan, dia dibaiat sebagai amir (pemimpin) JI di Indonesia. Yang bersangkutan punya kompetensi merakit bom, kemampuan intelijen dan kemampuan militer lainnya, sehingga dia dibaiat sebagai pimpinan JI," kata Dedi di Mabes Polri Jakarta Selatan pada Senin (1/7).
PW yang juga dikenal sebagai Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif alias Ahmad Fauzi Utomo yang punya rekam jejak panjang dalam berbagai kasus terorisme di Indonesia juga diduga memiliki kedekatan dengan gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top.
"Mulai dari kasus bom Bali, bom Natal, bom di Kedubes Australia, dan yang bersangkutan aktif saat terjadi kerusuhan di Poso dari tahun 2005 sampai 2007," kata Dedi.
PW merupakan alumnus pelatihan militer di Moro, Filipina tahun 2000 yang menyandang gelar S1 Teknik Sipil di sebuah universitas di Jawa Tengah. PW telah mengirim orang-orang rekrutan ke Suriah untuk menjadi jihadis.
Orang-orang rekrutannya tersebut rata-rata memiliki kemampuan intelijen dan militer serta mampu merakit bom.
"Dari sisi kompetensi, yang bersangkutan memiliki kompetensi untuk merakit bom. Kemampuan intelijen dan kemampuan militer lainnya selama dia mengikuti pelatihan itu cukup komprehensif sehingga yang bersangkutan dibaiat sebagai pimpinan JI," ujar Dedi.
Kelompok yang dipimpin PW, lanjut Dedi, juga telah mengirim rekrutannya dalam enam gelombang untuk mengikuti latihan militer di negara. Salah satunya Suriah. Namun, polisi masih mendalami berapa jumlah orang yang dikirim. Dedi menduga PW telah enam kali melakukan pemberangkatan mereka ke Suriah dalam rentang 2013-2018.
"Sebagian besar dari enam gelombang yang berangkat ke Suriah dan kembali ke Indonesia pada Mei (2019) sudah ditangkap, antara lain di Jateng yang menyusup ke jaringan Jateng maupun Jatim," kata Dedi.
Dedi menambahkan, PW bersama jaringannya di Indonesia kini tengah menyusun kekuatan di bawah naungan Al Qaeda. Selain itu, PW juga menjalin komunikasi dengan jaringan teroris di Filipina serta pecahan kelompok Al Qaeda di Pakistan dan Afghanistan.
"Saat ini jaringan JI ini memang belum melakukan rencana aksi terorismenya di Indonesia. Tapi, mereka saat ini sedang membangun kekuatan, tujuannya untuk membangun kilafah," katanya.
Polisi juga menangkap istri PW yaitu MY dan orang kepercayaan PW yakni BS. Dedi menyebut ketiganya ditangkap di lokasi dan waktu yang sama dengan penangkapan PW.
Selain itu, polisi juga menangkap orang kepercayaan PW yakni A di Perumahan Griya Syariah, Kebalen, Bekasi pada Minggu (30/6). Di hari yang sama polisi juga menangkap BT di Ponorogo, Jawa Timur.
Densus menciduk BT alias Haedar alias Deni alias Gani yang berperan sebagai penasihat PW dan penggerak JI wilayah Jawa Timur. (Tribun Neetwork/git/Surya/pam/adi/kps/tribunnewsbogor.com)
73 Teroris Diringkus Sepanjang 2019
- Densus 88/Antiteror terus melakukan upaya penangkapan atau preventive strike terhadap jaringan teroris
- Hingga 30 Juni 2019, Densus menangkap 73 orang jaringan terduga teroris
Januari = 4 terduga teroris ditangkap
- Februari = 1 terduga teroris ditangkap
- Maret = 20 terduga teroris ditangkap
- April = 14 terduga teroris ditangkap
- Mei = 29 terduga teroris ditangkap
- Juni = 5 terduga teroris ditangkap