Sejarah Indonesia
Kisah Ayah Ani Yudhoyono Letjen (Purn) Sarwo Edhie Selepas Jabat Danjen Kopassus: Diputus Sepihak
Dengan perpindahan tempat tugas sang Ayah, mendiang Ani Yudhoyono mengungkap isi hati sang ayah saat dimutasikan ke Rusia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah hidup Mantan ketua RPKAD (sekarang Danjen Kopassus) Sarwo Edie Wibowo.
Nasib miris sempat akan menerpa ayahanda Ani Yudhoyono, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.
Mantan Danjen Kopassus Sarwo Edhie dimutasikan ke luar negeri, tepatnya di Rusia.
Dengan perpindahan tempat tugas sang Ayah, mendiang Ani Yudhoyono mengungkap isi hati sang ayah saat dimutasikan ke Rusia.
Letjen Purnawirawan ini pun mengira-ngira bahwa perlakuan yang ia terima dilakukan secara sengaja.
Seperti yang dikutip dari Surya.co.id, Dilansir dari buku biografi Ani Yudhoyono yang berjudul 'Kepak Sayap Putri Prajurit' karya Alberthiene Endah, hal ini berawal saat mertua Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu baru sekitar enam bulan menjabat sebagai Pangdam II/Bukit Barisan di Medan, Sumatra Utara, pada tahun 1967.
Nasib miris menimpa mantan Danjen RPKAD (sekarang Kopassus) itu saat menerima kabar akan dijadikan duta besar di Moskow, Rusia.
Ani Yudhoyono masih ingat dengan jelas, pada suatu sore ayahnya mengumpulkan keluarga di ruang tengah.
“Papi akan ditempatkan di Rusia. Moskow. Negara dengan faham komunis,” kata Sarwo Edhie, lirih.
Dia merasa sangat nelangsa dengan tugas baru ini.
“Bagaimanapun, dia selama ini dikenal sebagai penumpas komunis. Lalu kemudian dia diceburkan ke negara berfaham komunis. Bagi Papi ini seperti meledek dirinya,” kata Ani Yudhoyono dalam buku biografinya
Terlebih, Sarwo Edhie merasa tak ada yang salah dengan tugasnya sebagai Pangdam di Medan.
“Papi merasa niat baik dan semangatnya diputus sepihak,” kata Ani Yudhoyono.
Setelah mengungkapkan kesedihannya, Sarwo Edhie mengatakan bahwa keluarga harus ikhlas ikut ke Rusia.
Ani Yudhoyono kemudian memergoki ayahnya menjadi banyak melamun di depan rumah.
Baca: Kisah Pernikahan Ani Yudhoyono & SBY: Menikah Bersamaan dengan Para Saudari Ani, Antrean Ijab Kabul
Baca: Sosok Ani Yudhoyono, Istri Presiden ke-6 RI SBY, Pernah tak Tamat Kuliah hingga Putri Sarwo Edhie
Baca: Tabir Gelap Jelang 30 September, Terkuak Meski Catatan Sarwo Edhie dan Aidit Lenyap
Like Fan Page Facebook Tribun Manado :
Suatu kali, Ani juga mendengar ayahnya berkata kepada ibunya, “Kalau aku memang mau dibunuh, bunuh saja. Tapi jangan bunuh aku dengan cara seperti ini. Apa salahku sampai aku harus dihentikan begini rupa?”
“Papi amat terpukul dengan keputusan pemerintah menempatkan dirinya di Rusia, selagi karier militernya sedang begitu cemerlang,” kata Ani.
Sarwo Edhie kemudian menghubungi teman-temannya di Jakarta.
Dia mempertanyakan apakah tugasnya ke Rusia ini murni atau karena ada hal terselubung.
“Aku melihat-lihat lagi koran-koran yang pernah memuat berita tentang Papi, Sarwo Edhie Wibowo yang berprestasi menumpas PKI, dengan foto Papi mengenakan seragam RPKAD kebanggaannya. Aku bisa merasakan betapa hati Papi dibuat luruh ketika dia harus melepaskan seragam militernya dan menjadi seorang duta besar,” kata Ani.
Tidak berapa lama, datang kabar lagi dari Jakarta.
Sarwo Edhie tidak jadi diberangkatkan ke Rusia, tapi dialihkan ke Irian Barat menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih (1968-1970)
Saat itu, di Irian Barat tengah terjadi pertempuran yang mengiringi Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969.
“Sebetulnya dibandingkan tugas di Moskow, tugas di Irian lebih mencuatkan risiko yang besar akan keselamatan. Jelas, tugasnya pun jauh lebih berat. Namun, Papi terlihat sangat bersemangat, berbanding terbalik dengan saat dia mendengar akan dikirim ke Moskow,” kata Ani.
Profil Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo
Dilansir dari Wikipedia, Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1925 dan meninggal di Jakarta, 9 November 1989 pada umur 64 tahun
Sarwo Edhie Wibowo adalah seorang tokoh militer Indonesia.
Ia adalah ayah dari Kristiani Herrawati, ibu negara Republik Indonesia, yang merupakan istri dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia juga ayah dari mantan KSAD, Pramono Edhie Wibowo.
Ia memiliki peran yang sangat besar dalam penumpasan Pemberontakan Gerakan 30 September dalam posisinya sebagai panglima RPKAD (atau disebut Kopassus pada saat ini).
Selain itu ia pernah menjabat juga sebagai Ketua BP-7 Pusat, Duta besar Indonesia untuk Korea Selatan serta menjadi Gubernur AKABRI.
Karier Sarwo Edhie di ABRI meliputi:
- Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945-1951)
- Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951-1953)
- Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (1959-1961)
- Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD) (1962-1964)
- Komandan RPKAD (1964-1967).
Baca: Soeharto Alami 3 Pertanda Alam ini Sebelum Ibu Tien Meninggal, Reaksi tak Biasa Presiden ke-2 RI
Baca: Kisah Soeharto Ditinggal Orang-orang Kepercayaannya, Hanya Satu Menteri Paling Setia Bertahan
Baca: 8 Juni Hari Lahir Soeharto, Kisah Hidup, Karir hingga Penghargaan Presiden ke-2 RI
Follow IG tribun Manado :
Berita Terpopuler:
Baca: Begini yang Terjadi Detik-detik Polisi Mengungkap Dalang Kerusuhan 22 Mei
Baca: Liburan di Bali Bersama Wanita Terkaya Asia, Baju Renang Luna Maya Jadi Sorotan
Baca: Kakek Buyut Maruf Amin Gegerkan Tanah Arab, Kondisi Jasad Masih Utuh setelah Makam Dibongkar
Subscribe Youtube Tribun Manado :
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: Nasib Miris Letjen (Purn) Sarwo Edhie Ayah Ani Yudhoyono Seusai Jadi Danjen Kopassus, 'Apa Salahku?'