Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Kerusuhan 21-22 Mei 2019, Polisi Ungkap Senjata yang Digunakan Perusuh, Ada Panah Beracun

Kadiv Humas Polri, Irjen pol Muhammad Iqbal mengungkap senjata mematikan apa saja yang dipakai oleh massa perusuh.

Penulis: Reporter Online | Editor: Rizali Posumah
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.(NOVA WAHYUDI)
Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa kerusuhan 21-22 Mei 2019, di Jakarta, akhirnya diungkap aparat kepolisian ke publik.

Kadiv Humas Polri, Irjen pol Muhammad Iqbal mengungkap senjata mematikan apa saja yang dipakai oleh massa perusuh .

Iqbal menjelaskan bahwa ratusan massa perusuh datang ke lokasi area kantor Badan Pengawas Pemilu (bawaslu) datang secara tiba-tiba.

Iqbal menuturkan menuturkan bahwa aparat yang sedang bertugas turut menjadi korban penyerangan para perusuh.

"Bahkan petugas yang mengimbau diserang," ujar Iqbal.

Terkiat itu, Iqbal kemudian memaparkan sejumlah senjata yang digunakan untuk melancarkan aksi kericuhan, seperti bom molotov, batu, hingga panah beracun.

Baca: Kakek Buyut Maruf Amin Gegerkan Tanah Arab, Kondisi Jasad Masih Utuh setelah Makam Dibongkar

Baca: Liburan di Bali Bersama Wanita Terkaya Asia, Baju Renang Luna Maya Jadi Sorotan

Baca: Mahasiswi Ini Disetubuhi Paksa Ayah Kandung, Berawal Nilai Kuliah Rendah hingga Trauma ke Kampus

Dirinya menegaskan bahwa dari senjata yang dipakai perusuh merupakan benda-benda yang mematikan.

"Bukan saja menggunakan benda-benda kecil, tapi menggunakan benda-benda yang mematikan," ujar Iqbal.

"Seperti molotov, itu kalau kena kepala, airnya tumpah, terbakar, bisa berakibat mematikan."

"Petasan, petasan kecil tidak apa-apa, tapi petasan roket mematikan, sama saja."

"Batu, yang cukup besar dan itu sudah disiapkan."

"Ada juga panah dan panahnya beracun."

"Klewang, pedang, dan lain-lain," sambungnya.

Ia menegaskan bahwa adanya massa perusuh tersebut memang merupakan aksi settingan untuk menyerang dan memprovokasi aparat.

"Artinya massa itu sudah didesain untuk rusuh, menyerang dan memprovokasi petugas," tandas Iqbal.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved