Pilpres 2019
Bak Konferensi Ratna Sarumpaet, Pakar Bahasa Tubuh: Sandiaga Uno dalam Tekanan Berat
Komentar ahli Bahasa Tubuh terkait ekresi Sandiaga Uno saat deklarasi kemenangan. Ini komentarnya!
Dalam konferensi pers, monica melihat ekspresi "Sedih, marah, takut" dari Sandiaga Uno.
"Terus, ini bukan gayanya, tangannya ikut ke belakang seperti anak buah. Tangan ke belakang artinya nurut," ujar Monica.
Dalam konferensi pers, Sandiaga juga terlihat cukup lama menatap akrip pidato Prabowo.
Saat Prabowo menyebut UUD 1945, Sandiaga mulai batuk dan menutup mulut atau buang muka ke samping kiri.
Adegan tersebut diikut dengan Sandiaga mulai menatap ke audience dan menyapa audience saat Prabowo berbicara tentang partai-partai.
"Ada dua hipotesis, memang karena dalam kondisi sakit, bisa juga kaget," kata Monica.
"Sandiaga Uno dalam tekanan berat. Tekanan atas apa? Bisa karena otoritas Prabowo, bisa karena tekanan pihak luar yang terlibat dalam pendanaan ajang Pilpres, bisa karena shock hasil quick caount," sambung dia.
Usai pidato, Sandiaga Uno menarik napas panjang.
Bahasa tubuh ini, meurut Monica berarti "yang penting lewat".
Pada akhir pidato, tidak seperti biasanya, Sandiaga tidak berjabat tangan dengan Prabowo.
Sandiaga juga tidak ikut meneriakkan takbir.

Sementara itu, Monica tidak melihat adanya perubahan bahasa tubuh dan ekspresi pada Prabowo.
"Sama seperti biasanya, seperti saat konferensi Ratna Sarumpaet, dan lain-lain. Tidak terlihat ada perubahan base line," ujar Monica.
Sebelumnya, setelah mendengar penjelasan Ratna Sarumpaet yang dikabarkan telah dianiaya orang tidak dikenal, Prabowo menggelar jumpa pers pada Selasa (2/10/2018) malam.
Awalnya Prabowo mengecam dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet yang saat itu menjabat sebagai anggota badan pemenangan Prabowo-Sandiaga.
Baca: Ratna Sarumpaet Rahasiakan Pilihan Presidennya: Enggak Boleh, Rahasia Dong